Tanggapi Hamas, Trump: 'Neraka Gaza' akan Dibuka Jika Sandera Israel Tak Dibebaskan Sabtu Pekan Ini
Presiden AS Donald Trump akan buka 'gerbang neraka' di Gaza jika Hamas tak bebaskan semua sandera Israel pada Sabtu, 15 Februari 2025.
![Tanggapi Hamas, Trump: 'Neraka Gaza' akan Dibuka Jika Sandera Israel Tak Dibebaskan Sabtu Pekan Ini](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/Presiden-AS-Donald-Trump-r23r23r32.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Sekutu , Presiden Amerika Serikat (AS) mengancam Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dengan membuka gerbang neraka di Jalur jika mereka menunda pertukaran sandera pada Sabtu (15/2/2025) pekan ini.
Donald Trump memberi waktu kepada sampai hari Sabtu untuk membatalkan penangguhan pertukaran tahanan karena terus menerus melanggar perjanjian di Jalur .
Presiden AS juga mengancam akan meminta sekutunya, Perdana Menteri , untuk membatalkan perjanjian .
"Gerbang neraka akan terbuka jika para sandera tidak dipulangkan dari . Jika semua sandera tidak dipulangkan sebelum pukul 12 siang pada hari Sabtu, saya akan meminta dibatalkan," kata , seperti diberitakan Reuters, Senin (10/2/2025).
"Israel dapat membatalkan perjanjian ," tambahnya.
Donald Trump mengatakan ia akan mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri untuk mempertimbangkan hari Sabtu mendatang sebagai batas waktu pemulangan para sandera dari Jalur .
"Saya mungkin akan berbicara dengan untuk mempertimbangkan hari Sabtu sebagai batas waktu," ujarnya.
Dalam pernyataannya, juga mendesak untuk membebaskan semua sandera yang masih ditahan di Jalur .
"Kita tidak bisa menunggu setiap Sabtu hingga 2 atau 3 sandera meninggalkan ," katanya.
Ia lalu membahas kondisi tiga sandera yaitu Or Levy, Ohad Ben Ami, Eli Sharabi, yang dibebaskan pada Sabtu (8/2/2025) akhir pekan lalu.
"Kami melihat kondisi para sandera yang keluar Sabtu lalu dan dalam kondisi kesehatan yang sulit dan tidak dapat menunggu lebih lama lagi," kata Donald Trump.
Baca juga:
Hamas: Israel Langgar Perjanjian Gencatan Senjata
Sebelumnya, , juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap militer , mengatakan mereka akan menunda pertukaran sandera pada Sabtu (15/2/2025) pekan ini jika terus melanggar perjanjian .
"Selama tiga minggu terakhir, pimpinan perlawanan telah memantau pelanggaran dan kegagalan musuh dalam mematuhi ketentuan perjanjian. Mulai dari menunda pemulangan para pengungsi ke Jalur utara, hingga menargetkan mereka dengan tembakan," kata dalam pernyataannya di Telegram, Senin (10/2/2025).
"Di berbagai wilayah di Jalur , dan kegagalan mendatangkan pasokan bantuan dalam segala bentuk seperti yang disepakati, sementara perlawanan telah melaksanakan semua kewajibannya," lanjutnya.
"Oleh karena itu, penyerahan tahanan Zionis (Israel) yang dijadwalkan akan dibebaskan Sabtu depan, 15 Februari 2025, akan ditunda hingga pemberitahuan lebih lanjut, dan hingga pendudukan berkomitmen dan memberikan kompensasi atas hak-hak selama beberapa minggu terakhir secara retroaktif," tambahnya.
Abu Ubaida mengatakan terkomitmen terhadap perjanjian selama juga mematuhinya.
Ia menjelaskan, mengumumkan rencana penundaan pertukaran sandera untuk memperingatkan mediator dan agar segera menghentikan pelanggaran terhadap perjanjian tersebut.
Sejak perjanjian berlaku pada 19 Januari 2025, -Hamas telah melakukan lima gelombang pertukaran sandera:
- 19 Januari 2025: membebaskan tiga sandera , sementara membebaskan 90 tahanan Palestina.
- 25 Januari 2025: Empat tentara wanita ditukar dengan 200 tahanan Palestina.
- 30 Januari 2025: Tiga sandera dan lima warga Thailand dibebaskan dengan imbalan 110 tahanan Palestina.
- 1 Februari 2025: Tiga sandera dibebaskan dengan imbalan 183 tahanan Palestina.
- 8 Februari 2025: Tiga sandera dibebaskan dengan imbalan 183 tahanan Palestina.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)