Tolak Tawaran Trump, Elon Musk Tegaskan Tak Akan Beli Saham TikTok
Miliarder kondang Elon Musk menegaskan tidak tertarik untuk mengakuisisi atau membeli saham TikTok.
![Tolak Tawaran Trump, Elon Musk Tegaskan Tak Akan Beli Saham TikTok](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/Elon-Musk-diizinkan-untuk-melanjutkan-pemberian-Rp-15-M.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Miliarder kondang menegaskan tidak tertarik untuk mengakuisisi atau membeli saham TikTok.
Pernyataan itu dilontarkan setelah Presiden memberikan saran kepada Musk untuk mengajukan tawaran pembelian bisnis aplikasi TikTok di pasar AS, sebagaimana dikutip dari New York Post.
Bahkan untuk memperpanjang proses negosiasi antara perusahaan di bawah naungan ByteDance asal China tersebut dengan investor AS termasuk Elon Musk, pemerintahan Trump mencabut blokir terhadap TikTok pada 19 Januari 2025 lalu.
Baca juga:
Namun sayangnya usulan ditolak oleh , pemilik perusahaan Tesla Inc itu mengatakan tidak tertarik mengakuisisi TikTok.
Musk juga mengaku tak punya rencana apapun seandainya membeli TikTok, lantaran ia tidak menggunakan aplikasi video pendek sehingga tidak familiar dengan format yang ditawarkan aplikasi TikTok.
"Saya belum mengajukan penawaran untuk TikTok dan saya tidak punya rencana apa pun jika saya memiliki TikTok," kata Musk dalam sebuah video yang dirilis daring pada hari Sabtu oleh The WELT Group, yang dimiliki oleh perusahaan media Jerman Axel Springer.
"Saya pribadi tidak menggunakan TikTok, jadi saya tidak begitu mengenalnya," paparnya.
CEO TikTok Tegaskan Tak Akan Jual Aplikasi
Sebagai informasi, konflik panas yang menimpa TikTok bermula ketika AS menuduh China melakukan pencurian data.
Tudingan ini diperkuat usai tim peneliti menemukan source code di TikTok yang menunjukkan aplikasi tersebut memanen data seperti lokasi, perangkat yang digunakan, dan aplikasi apa saja yang ada di dalam HP pengguna.
Baca juga:
Dengan memanfaatkan data tersebut, AS khawatir warga negaranya dapat dikontrol oleh pemerintah China. Lantaran pemerintah negeri tirai bambu ini kerap memanfaatkan algoritma di media sosial, untuk membawa pengaruh ke pengguna.
Buntut masalah ini Presiden Joe Biden menandatangani undang-undang pada April yang mengharuskan menjual TikTok kepada pemilik non-China.
Apabila menolak aturan tersebut, maka aplikasi TikTok terancam dilarang beroperasi di AS.
Namun pasca diangkat sebagai presiden baru AS, Trump berambisi menyelamatkan TikTok agar bisa kembali diakses oleh ratusan juga masyarakat AS. Sebagai imbalan Trump menginginkan saham aplikasi media sosial ini setidaknya 50 persen agar dimiliki oleh investor Amerika Serikat.
Sejauh ini beberapa perusahaan sudah menyatakan ketertarikan untuk memegang operasional TikTok di AS. Termasuk, Oracle, Amazon, dan Microsoft, adalah beberapa nama yang tertarik.
Merespons permintaan itu, CEO TikTok Shou Chew menolak perintah Trump yang mengharuskan perusahaan menjual separuh saham. Sebagai gantinya, TikTok mendorong pemerintah AS untuk bekerjasama membentuk usaha patungan atau joint venture.
Joint venture itu nantinya akan bermarkas di AS dengan tugas mengawasi keamanan data, menurut sumber yang familiar dengan proposal tersebut.
"Sekarang ada proses yang harus ditindaklanjuti dan akan memastikan hasil akhirnya, sembari mempertahankan operasional TikTok," kata juru bicara TikTok.