Top News: Geliat IPO Chandra Asri dan JP Morgan Pangkas Rating Bank Mandiri.

TopNews adalah kumpulan berita di Katadata yang paling banyak dikomentari, banyak dibaca atau menjadi pilihan redaksi. Berita yang disajikan hari ini merupakan berita pilihan terpopuler seminggu. Ringkasan berita dibuat dengan kecerdasan buatan (AI).

Top News: Geliat IPO Chandra Asri dan JP Morgan Pangkas Rating Bank Mandiri.
Pekan lalu diwarnai dinamika pasar modal yang menarik perhatian, mulai dari geliat rencana IPO anak usaha Chandra Asri milik konglomerat hingga JP Morgan yang memangkas rating Bank Mandiri. Di tengah koreksi IHSG, investor kawakan Lo Kheng Hong memberikan petuah penting.


Selain itu, dunia maya diramaikan tren AI yang mengubah foto jadi video kungfu, sementara saham Unilever mencatatkan titik terendah sejak 2009. Berikut rangkuman berita-berita terpopuler yang sayang untuk dilewatkan.


Perusahaan milik orang terkaya di Indonesia, Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), dikabarkan akan melakukan gebrakan besar. Apakah gebrakan itu? Anak usahanya, PT Chandra Daya Investasi, disebut-sebut akan melantai di bursa melalui IPO. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan sinergi dan efisiensi operasional perusahaan, terutama setelah akuisisi kilang minyak baru di Singapura. Dengan akuisisi tersebut, TPIA menargetkan pertumbuhan pendapatan yang fantastis. Selain itu, pabrik petrokimia Chandra Asri di Ciwandan baru saja mendapatkan pengakuan penting dari pemerintah, yang akan semakin memperkuat posisinya di industri.. Berikut adalah selanjutnya


JP Morgan mengejutkan pasar dengan menurunkan peringkat Bank Mandiri, raksasa perbankan BUMN, menjadi "underweight" dan memangkas target harga sahamnya, lalu apa yang membuat analis JP Morgan berfikir demikian? Anjloknya performa saham BMRI dalam seminggu terakhir menjadi sorotan, laba Bank Mandiri berpotensi turun hingga 10% dalam beberapa tahun mendatang karena tekanan likuiditas dan pertumbuhan kredit yang melambat.


Meskipun Bank Mandiri mencatatkan laba bersih yang solid di tahun 2024, JP Morgan melihat tantangan di depan mata, terutama terkait biaya dana dan pendapatan bunga bersih, lalu bagaimana tanggapan Bank Mandiri terhadap prediksi tersebut? JP Morgan juga menyoroti faktor eksternal seperti fluktuasi nilai tukar dan suku bunga AS yang dapat mempengaruhi likuiditas perbankan, hal ini memicu kekhawatiran akan potensi revisi negatif dalam waktu dekat. Klik link untuk membaca kelanjutannya


Di tengah gejolak pasar saham yang membuat IHSG merosot tajam, investor kawakan Lo Kheng Hong justru melihat peluang emas bagi investor ritel. Ia menganjurkan untuk tidak panik dan segera memanfaatkan momen "hujan emas" dengan berburu saham-saham *blue chip* yang harganya terdiskon.


Lalu, bagaimana cara memilih saham yang tepat di tengah kondisi ini? Lo Kheng Hong, sang "Warren Buffett Indonesia", membocorkan dua kunci utama: laba besar dan dividen tinggi. Penasaran bagaimana tips lengkap investasi dari seorang legenda yang memulai dari gaji Rp50 ribu hingga menjadi jutawan saham?. selanjutnya


Warganet kini diramaikan dengan tren video kungfu yang unik, tapi bagaimana cara membuatnya? Ternyata, ada sebuah situs web AI yang memungkinkan foto biasa diubah menjadi video aksi kungfu yang lucu dan menarik. Penasaran bagaimana foto Anda bisa "beraksi" layaknya seorang ahli bela diri? Cukup dengan beberapa langkah sederhana di Hailuo AI, foto Anda akan melakukan gerakan kungfu yang mengagumkan. Setelah mendaftar dan mengunggah foto, efek kungfu apa yang akan Anda pilih untuk karakter dalam foto Anda? Setelah memilih efek tersebut, video yang dihasilkan dapat langsung diunduh dan dibagikan ke media sosial.. selanjutnya


Saham Unilever (UNVR) anjlok ke titik terendah sejak 2009, memicu kekhawatiran investor. Penurunan laba dan penjualan bersih di kuartal III 2024 memperburuk sentimen negatif, diperparah persaingan ketat dan isu boikot. Analis melihat tren penurunan ini masih berlanjut, namun Unilever bertekad melakukan inovasi dan efisiensi untuk bangkit. Laporan keuangan kuartal I 2025 akan menjadi penentu, namun apakah langkah strategis Unilever cukup untuk membalikkan keadaan? Simak selengkapnya untuk memahami tantangan dan peluang pemulihan raksasa consumer goods ini!. selanjutnya