Tragedi Daejeon: Guru Tikam Murid SD hingga Tewas, Depresi Diduga Jadi Pemicu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Seorang guru perempuan berusia 40-an menikam siswi berusia 8 tahun hingga meninggal dunia di sebuah sekolah dasar di Kota Daejeon, Korea Selatan, pada Senin (12/2/2025). Setelah...

Tragedi Daejeon: Guru Tikam Murid SD hingga Tewas, Depresi Diduga Jadi Pemicu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Seorang guru perempuan berusia 40-an menikam siswi berusia 8 tahun hingga meninggal dunia di sebuah sekolah dasar di Kota Daejeon, Korea Selatan, pada Senin (12/2/2025). Setelah melakukan aksinya, guru tersebut juga melukai diri sendiri dengan pisau, menurut pihak berwenang.

Polisi menemukan keduanya dengan luka tusukan di lantai dua gedung sekolah sekitar pukul 18.00 waktu setempat, setelah orang tua korban melaporkan putrinya belum juga pulang dari sekolah. Siswi tersebut dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan tidak sadarkan diri, tetapi nyawanya tidak tertolong. Sementara itu, guru tersebut tetap sadar meskipun mengalami luka di leher dan tangan.

Pada Selasa (13/2/2025), polisi menyatakan bahwa serangan ini telah direncanakan tetapi tidak menargetkan korban secara khusus. Berdasarkan pengakuannya, pelaku memilih murid terakhir yang meninggalkan sekolah secara acak.

Kronologi kejadian

Menurut polisi, insiden terjadi di ruang penyimpanan (storage room) yang terhubung dengan ruang audiovisual. Korban, yang diidentifikasi sebagai Kim Ha-neul, ditemukan dengan beberapa luka tusuk di wajah dan bahunya.

Guru tersebut mengaku membeli pisau di pasar terdekat sebelum kejadian dan telah membuka ruang audio visual, yang biasa terkunci, untuk menunggu murid terakhir keluar dari kelas sebelah. Korban lebih dulu dibujuk masuk ke ruang audiovisual, kemudian dicekik, dan akhirnya ditusuk.

“Saya tidak peduli siapa (korbannya). Untuk mati bersama, saya memilih murid terakhir yang meninggalkan program sepulang sekolah. Saya memberi tahu murid itu bahwa saya punya buku untuknya, dan membujuk dia masuk ke ruang audiovisual. Kemudian saya mencekik dan menusuknya,” kata guru tersebut, seperti dilansir laman Asia News Network, Kamis (13/2/2025).

Orang tua korban mulai khawatir karena hingga pukul 16.50 anaknya belum juga muncul untuk dijemput sopir bus akademi privatnya. Guru program sepulang sekolah awalnya mengatakan bahwa korban sudah meninggalkan kelas, tetapi setelah 10 menit berlalu tidak ada tanda-tanda kehadirannya. Sopir bus kembali menghubungi guru itu, yang akhirnya menyadari bahwa korban menghilang.

Dugaan motif pelaku

Untuk motif, polisi Daejeon menyampaikan tersangka telah menjalani perawatan untuk depresi sejak 2018. Dia baru kembali ke sekolah setelah mengambil cuti selama 22 hari, meskipun awalnya mengajukan cuti selama enam bulan sejak 9 Desember 2024.

Empat hari sebelum penusukan terhadap siswi, guru tersebut juga diketahui sempat menyerang rekan kerja dengan memelintir lengannya. Pada hari yang sama, ia mengamuk karena koneksi internet lambat dan merusak sebuah komputer.

Administrasi sekolah telah melaporkan kejadian tersebut ke Kantor Pendidikan Metropolitan Daejeon, mendesak pihak berwenang untuk campur tangan. Dua pejabat kantor pendidikan mengunjungi sekolah tersebut pada Senin pagi untuk menangani perilakunya, tetapi tidak ada tindakan langsung yang diambil.

Sementara itu, polisi telah memulai penyelidikan mendalam untuk mengungkap lebih lanjut motif serangan. Surat perintah penangkapan diperkirakan akan segera dikeluarkan setelah tersangka keluar dari rumah sakit.