Trump Bakal Cabut Kebijakan Iklim dan Mandat Kendaraan Listrik

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyatakan akan mengakhiri Green New Deal dan mencabut mandat kendaraan listrik.

Trump Bakal Cabut Kebijakan Iklim dan Mandat Kendaraan Listrik

Presiden Amerika Serikat (AS), , menyatakan akan mengakhiri Green New Deal dan mencabut mandat kendaraan listrik untuk menyelamatkan industri otomotif AS. Dia mengatakan, AS dalam keadaan darurat energi nasional.

Trump menyatakan kenaikan harga energi menyebabkan krisis inflasi di AS.  Negara adidaya tersebut memiliki jumlah minyak dan gas yang sangat besar dan menyatakan akan menggunakan minyak dan gas tersebut untuk mengatasi darurat energi.

“Kita akan menggunakannya. Kita akan menurunkan harga, mengisi cadangan strategis kita lagi hingga penuh, dan mengekspor energi Amerika ke seluruh dunia,” kata Trump saat pidato pelantikannya, Selasa (21/1).

Trump menyatakan bahwa dia akan mengakhiri Green New Deal dan mencabut mandat kendaraan listrik untuk menyelamatkan industri otomotif AS. “Kita akan kembali memproduksi mobil di Amerika dengan kecepatan yang tidak pernah diimpikan oleh siapa pun beberapa tahun yang lalu,” ujar Trump.

Green New Deal menyerukan kebijakan publik untuk mengatasi perubahan iklim bersamaan dengan mencapai tujuan sosial lainnya seperti penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kesenjangan ekonomi.

Trump juga menyatakan akan mengenakan tarif pajak kepada negara asing, dengan tujuan untuk memperkaya lagi negara AS. “Daripada mengenakan pajak kepada warga negara kita untuk memperkaya negara lain, kita akan mengenakan tarif dan pajak kepada negara asing,” ucapnya.

Untuk itu, Trump melanjutkan, pemerintahannya sedang membangun layanan pendapatan untuk mengumpulkan semua tarif, bea dan pendapatan dari sumber di luar AS dan berjanji akan membentuk pemerintahan yang efisien.

Donald Trump dilantik sebagai Presiden AS ke-47 dan JD Vance dilantik sebagai Wakil Presiden AS ke-45 di Capitol Rotunda, Washington DC, pada Senin (20/1) menggantikan Joe Biden dan Kamala Harris.