Umat Senang Makan Sayur, Paus Fransiskus Ungkap Kisah Baru di Paroki Gaza saat Gencatan Senjata
Pemimpin Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus memberi kabar terbaru kondisi umatnya di Paroki Gaza, mereka senang karena makan sayur
TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus memberi kabar terbaru kondisi umatnya di Paroki .
Di tengah kondisi yang sedang berlangsung, para umat akhirnya bisa menikmati makanan layak pertama mereka setelah sekian lama absen karena perang.
Berbicara dalam audiensi umumnya di Vatikan pada Rabu (22/1/2025), Paus membeberkan kondisi umatnya di .
“Kemarin saya menelepon, seperti yang saya lakukan setiap hari, paroki : Mereka senang! Ada 600 orang di sana, antara paroki dan perguruan tinggi," ucapnya dikutip dari catholicherald.
Ia mengulang pernyataan yang sering diucapkannya, “Perang selalu merupakan kekalahan!” sembari juga, sebagaimana yang sering dilakukannya, mencemooh industri persenjataan global atas kesengsaraan yang ditimbulkannya dalam pengejaran keuntungan yang kejam.
Ketika menggambarkan panggilan ke paroki tersebut, Paus mengungkap pengakuan umatnya.
'Hari ini kami makan kacang lentil dengan ayam.' Sesuatu yang tidak biasa mereka lakukan akhir-akhir ini, [hanya] beberapa sayuran, kadang-kadang… Mereka senang!"
“Namun, kami berdoa untuk , untuk perdamaian, dan untuk banyak bagian dunia lainnya. Perang selalu merupakan kekalahan! Jangan lupa: Perang adalah kekalahan. Dan siapa yang mendapat untung dari perang? Para produsen senjata.”
Pastor Gabriel Romanelli, pastor paroki di , kepada kantor media Patriarkat Latin Yerusalem berpendapat, Israel-Hamas adalah langkah maju.
"Ini adalah langkah maju yang signifikan, yang menawarkan harapan, tetapi tidak menandai berakhirnya konflik. Kami berdoa agar ini menjadi awal perdamaian abadi," ujarnya.
“Kami mengandalkan upaya internasional untuk mengakhiri perang dan fokus pada masa depan Timur Tengah dan Tanah Suci."
Baca juga:
“Suara ledakan dan pesawat tanpa awak akhirnya berhenti, memberikan kelegaan bagi banyak orang. Beberapa orang meninggalkan biara untuk memeriksa rumah mereka atau apa yang tersisa dari rumah mereka. Beberapa orang menemukan rumah mereka hancur total, sementara yang lain belum menemukan rumah mereka atau [bahkan tidak dapat] mengenali lingkungan tempat mereka pernah tinggal.”
Imam itu menekankan bahwa tahap pertama pembangunan kembali di penuh dengan tantangan.
"Masyarakat sangat membutuhkan bantuan untuk mengatasi kekurangan kebutuhan pokok seperti air, bahan bakar, dan makanan. Kesulitannya nyata, tetapi harapan dan ketahanan juga nyata, karena masyarakat berpegang teguh pada kemungkinan untuk kembali ke keadaan normal," kata Romanelli.