UMPR Dirikan pusat riset dan laboratorium orang utan-penyakit tropis

Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR) mendirikan Pusat Riset dan Laboratorium Orang Utan, Satwa Langka dan ...

UMPR Dirikan pusat riset dan laboratorium orang utan-penyakit tropis
Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR) mendirikan Pusat Riset dan Laboratorium Orang Utan, Satwa Langka dan Penyakit Tropis sebagai upaya agar tetap terjadi keseimbangan antara ekosistem dengan majunya dunia usaha dan industri di Kalimantan Tengah.Rektor UMPR Assoc Prof Dr H Muhamad Yusuf di Palangka Raya, Rabu, mengatakan sebagai lembaga pendidikan tinggi pihaknya turut ambil bagian dalam upaya perlindungan dan pelestarian terhadap orang utan bekerjasama dengan sejumlah mitra seperti perusahaan besar swasta (PBS), lembaga Non-Governmental Organization (NGO), pemerintah maupun organisasi lain.>”Perlindungan dan pelestarian terhadap orang utan sangat penting dan menjadi perhatian pemerintah bahkan dunia. Kehadiran lembaga UMPR ini untuk memastikan adanya keseimbangan antara terjaganya ekosistem termasuk keberadaan orang utan dengan keberhasilan para investor berusaha di Kalteng,” jelas Rektor.

Ia mengharapkan Pusat Riset dan Laboratorium ini, ruang lingkup tidak hanya terbatas masalah perlindungan orang utan, tetapi lebih luas lagi mencakup menjaga kelestarian satwa langka yang dilindungi oleh pemerintah, penelitian obat-obat tradisional berbasis kearifan lokal serta penyakit khas hutan tropis.

Kalteng sebagai provinsi yang terluas di Indonesia, menurut Rektor, memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat besar. Tidak hanya sektor kehutanan, pertambangan, perkebunan dan pertanian, tetapi juga sumber hayati flora dan fauna di di dalamnya juga sangat banyak, beragam dan langka.

Baca juga:

Baca juga:

”Misalnya, di hutan Kalteng terdapat orang utan, yang kita tahu dengan berbagai jenis penanganan dari lembaga pemerintah. Seperti konservasi dan lainnya. Begitu pun dengan sejumlah satwa langka lainnya serta tanaman alami yang potensial sebagai herbal,” ujarnya.

Dia juga mengungkapkan dengan majunya pembangunan misalnya di sektor perkebunan besar swasta (PBS), selain membawa kemajuan dan kesejahteraan masyarakat juga membawa dampak sosial lainnya.

”Nah, untuk mengantisipasi segala dampak sosial tersebut, maka dalam lembaga baru ini juga akan mengkaji segala akibat dan solusinya,” katanya.

Sementara Direktur Riset dan Laboratorium Orang Utan, Satwa Langka dan Penyakit Tropis, Mariaty mengatakan pihaknya siap mengemban amanah yang diberikan Rektor dan berupaya semaksimal mungkin bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang telah ditentukan.

”Kita terbuka melakukan kerja sama dengan pihak manapun sepanjang mempunyai visi dan misi sama untuk melindungi dan melestarikan satwa yang dilindungi, advokasi, memaksimalkan manfaat tanaman secara ilmiah, termasuk penanggulangan penyakit tropis dan dampak sosial pembangunan,” jelasnya.

Sebagai contoh, sebutnya, pada 28 Februari 2025, pihaknya berencana merumuskan kerja sama dengan salah satu perusahaan perkebunan PT SMART, dalam melakukan penelitian di kawasan Area Bernilai Konservasi Tinggi (ABKT) atau Hight Conservation Value Area (HCVA) yang dimiliki perusahaan tersebut.

”Setelah pemaparan rencana kerja sama tersebut oleh pihak perusahaan yang dihadiri langsung oleh Rektor pada 28 Februari nanti, maka akan dilakukan penandatanganan oleh Rektor dan direktur dari perusahaan sebagai dasar hukum melakukan kerja sama. Kalau sudah ditandatangani MoU itu, maka dengan secepatnya kami merealisasikannya,” pungkas Mariaty.

Adapun susunan pengelola Pusat Riset dan Laboratorium, Satwa Langka dan Penyakit Tropis tersebut, sebagai Dierktur Mariaty, S.Hut, MP, Divisi Pengindraan Ekosistem Hutan, Beni Iskandar, S.Hut, M.Si, Divisi Penyakit Tropis, dr Raniedha Amalia, Divisi Obat-obatan Herbal, Apt Syahrida Dian Ardhany, S.Farm, Msi, Divisi Laboratorium Medik Fera Sartika, SKM, Msi, Divisi Community Development Dr H Junaidi, SH, M.I.Kom, Divisi Kerjasama H Rakhdinda Artha Qairi, SPd, MPd, Divisi Hukum dan Advokasi Ranti Suminar Endah, SH, MH dan Divisi Pengembangan SDM administrasi.

Baca juga:

Baca juga: