Usai Bertemu Trump, Netanyahu Sebut Perang Dihentikan Jika Pemimpin Hamas Pergi dari Gaza
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Pemimpin Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bersedia mengakhiri perang di Gaza jika pemimpin Hamas meninggalkan wilayah itu dan mengasingkan diri ke negara ketiga, menurut laporan Axios. Dia mengatakan...
![Usai Bertemu Trump, Netanyahu Sebut Perang Dihentikan Jika Pemimpin Hamas Pergi dari Gaza](https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/_250205053305-363.png)
Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, Washington, Selasa, 4 Februari 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Pemimpin Israel Benjamin menyatakan bersedia mengakhiri perang di Gaza jika pemimpin Hamas meninggalkan wilayah itu dan mengasingkan diri ke negara ketiga, menurut laporan Axios. Dia mengatakan hal itu dalam pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump di Washington pada Rabu (5/2/2025), menurut seorang sumber kepada portal berita itu.
Disebutkan, pengasingan terhadap pemimpin kelompok perlawanan Palestina itu menjadi salah satu syarat rencana perdamaian di Gaza yang disampaikan Netanyahu kepada Trump. Netanyahu juga menyatakan keinginannya untuk memperpanjang gencatan senjata tahap pertama di Gaza untuk membebaskan lebih banyak sandera.
Sumber lain menambahkan bahwa perpanjangan itu akan membuka jalan bagi pembebasan dua atau tiga warga Israel yang disandera oleh Hamas. Jika perpanjangan itu disetujui, dalam negosiasi tahap kedua, Netanyahu akan menawarkan pembebasan sejumlah warga Palestina yang masih ditahan oleh Israel, termasuk seorang tahanan "senior".
Para pejabat AS mengatakan sebagai imbalan dari tawaran itu, Netanyahu akan meminta Hamas membebaskan semua sandera yang tersisa dan pemimpin kelompok itu mengasingkan diri. Pada Selasa, Hamas mengumumkan dimulainya negosiasi untuk gencatan senjata tahap kedua.
Gencatan senjata tahap pertama di Gaza telah berlaku sejak 19 Januari berdasarkan kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk membebaskan sandera Israel dan tahanan Palestina. Kesepakatan itu didukung oleh Qatar, Mesir, dan AS, yang telah mendirikan pusat koordinasi di Kairo.
sumber : Antara