Wartsila luncurkan mesin transisi energi terbaru 46TS
Wartsila, perusahaan teknologi energi berbasis di Finlandia, meluncurkan mesin transisi energi terbaru generasi terbaru ...
Jakarta (ANTARA) - Wartsila, perusahaan teknologi energi berbasis di Finlandia, meluncurkan mesin transisi energi terbaru generasi terbaru 46TS yang dirancang untuk menyeimbangkan energi terbarukan serta menyediakan daya baseload yang efisien.
“Transisi energi tidak bisa hanya mengandalkan energi terbarukan semata. Kita memerlukan mesin yang fleksibel dan sangat efisien untuk mendukung tenaga angin dan surya saat produksi rendah,” kata Presiden Wartsila Energy Anders Lindberg dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Direktur Penjualan Wartsila Energy Indonesia Febron Siregar mengatakan untuk mendukung W46TS yang akan tersedia mulai tahun 2025, pihaknya menyediakan layanan berkualitas tinggi yang disesuaikan untuk memaksimalkan keandalan dan profitabilitas.
“Dengan layanan Lifecycle Wartsila yang teroptimalkan serta jaringan layanan teknis yang luas, kami memastikan performa pembangkit listrik tetap unggul dan daya saing tetap terjaga,” tutur dia.
Baca juga:
Mesin large-bore Wartsila 46TS merupakan pengembangan dari mesin-mesin pembangkit listrik terdahulu, termasuk platform mesin Wartsila 50 yang telah beroperasi selama 55 juta jam di berbagai belahan dunia sejak 2008.
Mesin ini memiliki tingkat efisiensi yang lebih dari 51 persen sehingga dapat menghemat bahan bakar serta mengurangi emisi.
Output yang dihasilkan oleh mesin ini mencapai 23,4 MW per unit, yang memungkinkan pengurangan jumlah mesin yang dibutuhkan dalam pembangkit listrik besar.
Mesin ini juga menawarkan fleksibilitas operasional dengan waktu ramp-up dalam dua menit tanpa memerlukan waktu minimum naik atau turun.
Selain itu, instalasi modularnya beroperasi dengan cepat dan hemat biaya, sehingga bisa memberikan efisiensi tambahan bagi para produsen listrik.
Baca juga:
Dalam kesempatan sebelumnya, Febron mengatakan pencapaian target nol emisi bersih Indonesia pada tahun 2060 dapat dilakukan dengan teknologi yang ada, yaitu dengan menambahkan energi terbarukan dan teknologi penyeimbang tenaga listrik sambil menghentikan secara bertahap pembangkit listrik yang tidak fleksibel.
Menurut Febron, Indonesia berada pada posisi yang unik untuk mempercepat transisi energi dengan cepat karena memiliki pembangkit listrik bermesin pembakaran internal fleksibel berkapasitas 5 GW, seperti yang terlihat di Lombok, Bali, dan banyak lokasi lainnya.
Di sisi lain, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menyoroti tantangan transisi energi membutuhkan solusi konkret dan kolaborasi banyak pihak.
Dalam diskusi panel Mandiri Investment Forum (MIF) 2025 yang digelar hibrida, Selasa (12/2), dia menyinggung soal Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), di mana Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI memberikan instruksi untuk mulai melakukan transisi energi, terutama mendorong diversifikasi jenis pembangkit listrik.
“Ketika kita bicara soal mendesain dan membangun lebih dari 102-103 giga watt (GW) untuk kapasitas tambahan dari hari ini hingga 2040, maka kita harus mendesain dan memiliki lingkungan investasi yang kondusif dan di-manage dengan baik,” ujar dia.
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2025