Bawa Gagasan Zakat di Ajang Internasional Santri, Penerima Beasiswa Perintis Diapresiasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) yang juga Alumni Pondok Pesantren Modern Al-Mu’awanah Bandung, Doni Firdaus sukses mewakili Indonesia ke event internasional. Yakni, dengan mempresentasikan gagasan tentang kebermanfaatan zakat dalam membangun...

Bawa Gagasan Zakat di Ajang Internasional Santri, Penerima Beasiswa Perintis Diapresiasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) yang juga Alumni Pondok Pesantren Modern Al-Mu’awanah Bandung, Doni Firdaus sukses mewakili Indonesia ke event internasional. Yakni, dengan mempresentasikan gagasan tentang kebermanfaatan zakat dalam membangun perekonomian negara. Paper tersebut, dibawakan dalam International Conference Santri Mendunia (ICSM) yang digelar di Malaysia, Singapura, dan Thailand pada 15-20 Januari 2025 lalu.

ICSM menjadi wadah bagi para santri untuk berkolaborasi dan menunjukkan kontribusi mereka di ranah internasional. Mengangkat tema “Kolaborasi Santri: Menginspirasi Perubahan Menjadi Teladan Dunia,” acara ini juga memperingati Hari Santri. Sebanyak 41 peserta dari berbagai pondok pesantren dan perguruan tinggi di Indonesia turut serta dalam diskusi isu nasional dan global.

Doni Firdaus yang juga Rumah Amal Salman ini, dalam papernya menegaskan bahwa zakat merupakan solusi nyata untuk berbagai persoalan global. Termasuk ekonomi, pendidikan, dan pengembangan sumber daya manusia. Ia mengambil contoh Beasiswa Perintis sebagai program yang berhasil memberikan dampak luas dengan memanfaatkan dana zakat.

“Sebagai penerima manfaat Beasiswa Perintis, saya merasakan langsung bagaimana dana zakat mendorong pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan dana zakat ini, saya belajar dengan penuh amanah karena ini adalah dana titipan umat,” ujar Doni kepada wartawan, Jumat (24/1/2025).

Tidak berhenti di situ, Doni mengutarakan visinya untuk mendirikan lembaga yang dapat mengelola zakat, infak, dan sedekah (ZIS) untuk mendukung pendidikan. Kelak, lembaga tersebut dirancang untuk fokus pada pengembangan soft skill dan hard skill pelajar serta mahasiswa melalui program seperti kursus Bahasa Inggris, akademi kompetisi, akademi penulisan paper, hingga pelatihan analisis data.

“Ide ini memang masih berupa gagasan, akan tetapi saya berharap dapat mewujudkannya. Menjadikannya lembaga yang berkembang seperti Rumah Amal Salman melalui Beasiswa Perintis yang telah menjadi rumah bagi saya untuk bertumbuh,” kata Doni.

Presentasi Doni menuai apresiasi dari para juri yang mendukung ide pemanfaatan zakat untuk solusi global. Mereka juga berharap agar pengelola zakat di Indonesia maupun dunia terus memberikan kontribusi nyata untuk menyelesaikan permasalahan di berbagai negara.

Doni mengatakan, ia bersyukur atas kesempatan yang diberikan. Terutama, karena ini adalah pengalaman pertamanya ke luar negeri. “Santri seringkali mendapat label stereotip hanya bisa mengaji, padahal banyak dari kami yang juga mampu berkarya dan berkontribusi di bidang intelektual serta global,” katanya.

Doni berharap kehadirannya dalam ICSM dapat menjadi inspirasi bagi santri lainnya untuk terus mengembangkan potensi, melampaui batasan, dan membawa perubahan positif di dunia.

Dalam pembukaan acara, Gus Azis Nawawi menekankan pentingnya kontribusi santri di kancah dunia. “Santri harus mampu memberikan masukan terhadap kebijakan pemerintah guna meningkatkan sumber daya manusia, pendidikan, agama, sosial, budaya, serta kesejahteraan masyarakat,” kata Gus Azis.

Selain mempresentasikan riset, peserta ICSM juga diajak mengunjungi tempat tempat religi di tiga negara tersebut untuk menambah rasa syukur kepada Sang Pencipta. Kunjungan tersebut juga dimanfaatkan untuk mengenal budaya lokal melalui interaksi dengan masyarakat setempat.