BI nilai Indonesia bisa ambil peluang dari dampak kebijakan tarif AS
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) Bank Indonesia (BI) Juli Budi Winantya ...
![BI nilai Indonesia bisa ambil peluang dari dampak kebijakan tarif AS](https://img.antaranews.com/cache/1200x800/2025/02/07/WhatsApp-Image-2025-02-07-at-20.02.41.jpeg)
Jakarta (ANTARA) - Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) Bank Indonesia (BI) Juli Budi Winantya memandang Indonesia dapat mengambil peluang dari dampak penerapan kebijakan tarif dagang dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Salah satunya, Indonesia dapat mengambil peluang pangsa ekspor yang ditinggalkan China. Menurutnya, banyak produk Indonesia yang memiliki kesamaan sehingga nantinya diharapkan bisa mengisi pangsa pasar tersebut.
“Banyak produk-produk dari Amerika Serikat dan Vietnam ini yang punya kesamaan sehingga apabila nanti tarif ini diterapkan, peningkatan tarif ini juga bisa kita manfaatkan peluang untuk meningkatkan ekspor,” kata Juli dalam acara pelatihan wartawan di Banda Aceh, Jumat.
Selain itu, menurut dia, peluang juga bisa datang dari realokasi investasi yang semula di China bergeser ke negara lain karena adanya penerapan tarif dagang. Saat penerapan tarif dagang Trump 1.0, Juli mengingatkan bahwa banyak perusahaan yang merelokasi operasinya dari China ke Vietnam.
Namun saat ini, ujar Juli, Vietnam bukan lagi menjadi negara tujuan relokasi mengingat negara ini menjadi salah satu yang memiliki surplus besar dalam neraca transaksi berjalan (current account) dengan AS sehingga juga berpotensi untuk terkena imbas penerapan tarif.
Di sisi lain, Juli mengamini bahwa terdapat risiko bagi Indonesia terkait dengan kebijakan tarif dagang AS, yakni China yang merupakan mitra dagang utama Indonesia bila mengalami masalah juga akan berpengaruh bagi Indonesia.
“Risikonya bisa dari ekspor kita yang melambat, karena pertumbuhan ekonomi Tiongkok melambat,” ujar dia.
Risiko lain, produk-produk China berpotensi semakin membanjiri pasar Indonesia karena produk yang dihasilkan negara tersebut tidak bisa dijual lagi ke Amerika Serikat.
Juli menekankan, BI juga masih terus memantau dampak kebijakan tarif dagang AS terhadap Indonesia mengingat kebijakan ini masih bersifat dinamis, seperti pengenaan tarif pada Meksiko dan Kanada yang kini masih dalam tahap negosiasi dengan AS.
Ia menilai, kebijakan tarif dagang tersebut tampaknya digunakan oleh pemerintah AS tidak hanya murni didorong oleh alasan ekonomi semata melainkan juga berhubungan dengan kebijakan politik luar negeri AS.
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025