Bupati Hendy Siswanto Tolak Penutupan Pasar Hewan di Jember

Bupati Hendy Siswanto Tolak Penutupan Pasar Hewan di Jember. ????Bupati Hendy Siswanto menolak usulan penutupan sementara pasar hewan di Kabupaten Jember, Jawa Timur, menyusul peningkatan jumlah kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) sapi. Dia menilai kasus PMK saat ini tidak sebesar pandemi pada 2022. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp

Bupati Hendy Siswanto Tolak Penutupan Pasar Hewan di Jember

Jember (beritajatim.com) – Bupati Hendy Siswanto menolak usulan penutupan sementara pasar hewan di Kabupaten Jember, Jawa Timur, menyusul peningkatan jumlah kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) sapi. Dia menilai kasus PMK saat ini tidak sebesar pandemi pada 2022.

“Sekarang kondisi ekonomi sedang seperti ini malah mau ditutup, gimana toh? Kayak yang sangat berbahaya sekali saja. Lihat kasusnya dong. Case by case. Tidak boleh dihantam rata tutup,” kata Hendy kepada Beritajatim.com, Selasa (21/1/2025).

Sebelumnya, Ketua Komisi B DPRD Jember Candra Ary Fianto mendesak pengaktifan status KLB (Kondisi Luar Biasa) dan penutupan sementara pasar hewan. Hal ini dikarenakan kumlah sapi yang terjangkit PMK di Kabupaten Jember, Jawa Timur, sudah mencapai 1.031 ekor berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jember hingga 12 Januari 2025.

PMK menyebar di 29 dari 31 kecamatan. Tertinggi di Kecamatan Tempurejo (271 kasus), Bangsalsari (123 kasus), dan Ambulu (80 kasus). Hanya dua kecamatan yang dilaporkan tak memiliki kasus PMK, yakni Kaliwates dan Sukorambi.

Hendy melihat angka PMK di Jember masih belum mengkhawatirkan. “Bos, Jember punya sapi kurang lebih 250 ribu ekor. Yang sakit kurang lebihnya 1.500 sampai dua ribulah dengan yang tidak dilaporkan. Cuma berapa persen? Kecil sekali. Tidak boleh dihantam rata, karena berdampak pada perekonomian,” katanya.

Penutupan pasar hewan justru akan memicu kepanikan dan memperburuk citra perdagangan ternak di Jember. “Penutupan itu seperti mengindikasikan kepada orang lain bahwa hewan ternak di Jember bermasalah besar. Itu kan risiko tinggi buat kami. Orang akan berpraduga: lho kok ditutup? Berarti hewan Jember bermasalah,” kata Hendy.

Praduga ini lebih berbahaya daripada wabah PMK itu sendiri. “Setelah PMK selesai, orang takut beli sapi di Jember. Harganya pun jadi murah. Psikologi itu yang berdampak pada harga. Berdampak ke ekonomi lagi. Jeblok. Bangkrut,” kata Hendy.

Padahal, Kabupaten Jember pernah berpengalaman menghadapi wabah PMK lebih besar tiga tahun silam. Saat itu pasar hewan tidak ditutup total. “Padahal saat itu PMK masif sekali. Bahkan transaksi dilakukan di atas mobil. Sapi tidak boleh turun, agar tidak menulari atau tertulari,” kata Hendy.

“Kalau sekarang PMK tipis-tipis. Cukup kita lakukan pencegahan dengan memberikan vaksinasi, kita minta agar didisinfektan. Kalau pasar dikosongi, akan berdampak pada hewan lainnya,” kata Hendy.

Menurut Hendy, peternak Jember saat ini sadar terhadap pentingnya vaksinasi. “Beda dengan yang dulu, mereka menolak, sekarang sudah tidak,” katanya.

Hendy meminta bantuan kepada anggota DPRD Jember dan DPRD Jatim untuk tidak mengusulkan penutupan pasar hewan. “Jangan hanya pasar di Jember, tapi juga pasar di mana saja. Utamakan pencegahan dan berikan imbauan kepada pemilik untuk melakukan disinfektan. Stok obat-obatan kami juga cukup,” katanya.

Ada tujuh pasar hewan di Kabupaten Jember, yakni di Kecamatan Bangsalsari, Rambipuji, Jenggawah, Kencong, Menampu Kecamatan Puger, Kalisat, dan Mayang. “Tujuh pasar hewan itu belum saya tutup, karena seminggu sekali bukanya,” kata Kepala Dinas Peindustrian dan Perdagangan Jember Yuliana Harimurti.

Yuliana tidak mau menutup karena akan berdampak secara perekonomian kepada pedagang dan peternak. “Arep poso, sakno. Saya pantau lewat grup WA grup, masih jalan tapi memang lebih sepi dari biasanya,” katanya.

Bahkan, menurut laporan yang diterima Yuliana, banyak pedagang di pasar hewan Bangsalsari yang tidak membawa sapi dagangan karena takut tertular, “Sedangkan penyemprotan disinfektan sudah dilaksanakan,” katanya. [wir]