Cabup Malang Sanusi Siap Bangun Pabrik Pengolahan Sampah
Cabup Malang Sanusi Siap Bangun Pabrik Pengolahan Sampah. ????Cabup Malang HM Sanusi janji bangun pabrik pengolahan sampah pada 2025. Kerja sama dengan PT Semen Indonesia dan Jerman untuk ubah sampah. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp
Malang (beritajatim.com) – Dalam upaya mengatasi permasalahan sampah di Kabupaten Malang, Calon Bupati (Cabup) Malang petahana HM Sanusi berkomitmen membangun pabrik pengolahan sampah yang akan beroperasi pada 2025. Sanusi bertekad menjadikan sampah sebagai sumber penghasilan masyarakat melalui berbagai inisiatif dan kerja sama strategis.
Hal tersebut disampaikan Sanusi saat menghadiri senam pagi bersama Paguyuban Bank Sampah se-Kabupaten Malang di Desa Talok, Kecamatan Turen, Minggu (17/11/2024).
“Pemerintah Kabupaten Malang menjalin kerja sama dengan berbagai pihak agar sampah yang dikelola masyarakat bisa mendatangkan keuntungan,” ujar Sanusi.
Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah penandatanganan nota kesepakatan (MoU) dengan PT Semen Indonesia. Melalui sistem Refuse Derived Fuel (RDF), sampah organik akan dikeringkan dan dijual ke PT Semen Indonesia untuk diolah lebih lanjut.
Sanusi menekankan bahwa kerja sama ini sudah berlangsung sejak ia menjabat sebagai Bupati Malang di periode pertama. MoU tersebut ditandatangani di Jakarta dan disaksikan oleh Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI).
“Pengelolaan sampah ini tidak main-main karena pembinaannya dan pengawasannya langsung dilakukan oleh KPK RI,” jelas Sanusi.
Sebagai bagian dari persiapan, awal Desember mendatang Sanusi akan melakukan studi banding ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Tamanmartani, Sleman, Yogyakarta. Harapannya, model pengelolaan sampah tersebut dapat diterapkan di Kabupaten Malang.
“Di tahun 2025, saya akan dirikan pabrik pengolahan RDF sampah organik. Dengan begini, tidak ada lagi sampah yang menumpuk, dan masyarakat bisa mendapatkan penghasilan dari pengelolaan sampah,” kata Sanusi.
Selain fokus pada sampah organik, Sanusi juga berencana mengatasi masalah sampah plastik dengan bekerja sama dengan Jerman. Kerja sama ini mencakup teknologi pemilahan bijih plastik untuk didaur ulang, sementara logam yang terkandung akan dijual kembali.
“Kami tinggal melanjutkan kerja sama dengan Jerman terkait pemilahan bijih plastik, sedangkan metalnya akan dijual,” pungkasnya.
Sanusi optimistis kebijakan ini tidak hanya mengatasi persoalan lingkungan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menjadikan sampah sebagai sumber penghidupan. [yog/beq]