Danantara Resmi Berdiri, INA Apa Kabar?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Ekonomi DPP Partai NasDem Millie Lukito mengkritisi kehadiran Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara). Millie menyebut kehadiran Danantara berpotensi membuat tumpang tindih lantaran...

Danantara Resmi Berdiri, INA Apa Kabar?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Ekonomi DPP Partai NasDem Millie Lukito mengkritisi kehadiran Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara). Millie menyebut kehadiran berpotensi membuat tumpang tindih lantaran telah ada Indonesia Investment Authority (INA).

"Kami pun mempertanyakan di mana fungsi karena kita sudah mempunyai authority investasi, tapi sekarang ada Danantara. Apakah Danantara ini merupakan baju baru karena pemerintahan yang baru," ujar Millie saat forum diskusi bertajuk 'Peran Danantara dalam Percepatan Pembangunan Indonesia' di Jakarta, Rabu (5/2/2025).

Millie mendorong pentingnya strategi pemerintah agar tidak terjadi tumpang tindih kebijakan antar badan dan lembaga negara terkait pendirian Danantara. Menurut Millie, dialog publik yang melibatkan swasta dan pengusaha sangat minim sehingga pemahaman mengenai peran dan tujuan Danantara masih terbatas.

"Menurut kami dan juga para pengusaha, sangat sedikit dialog di ruang publik yang melibatkan swasta dan pengusaha terkait rencana pendirian Danantara. Sehingga tidak banyak pemahaman mengenai Danantara," ucap Millie. 

Millie menekankan perlunya sinergi antara komunitas bisnis, sektor keuangan, dan pembuat kebijakan untuk memastikan peran Danantara sebagai alat pendanaan ekonomi berjalan optimal.  Millie mengutip pernyataan Ketua Tim Pakar dan Inisiator Danantara Burhanuddin Abdullah yang menyebut Danantara dipersiapkan sebagai alternatif pembiayaan pembangunan ekonomi Indonesia.

"Selama ini kita mengetahui salah satu pendanaan ekonomi kita berasal dari utang. Kalau kita tidak terlalu siap dalam hal ini, jangan-jangan nanti Danantara tidak menjadi optimal. Walaupun kita memiliki aset sebesar Rp 9.000 triliun, itu bisa saja tidak menjadi optimal bagi ekonomi Indonesia," sambung Millie. 

Millie mengingatkan Danantara tidak hanya menjadi opsi untuk pengambilan utang semata. Millie juga menyampaikan kekhawatiran mengenai dampak kehadiran Danantara terhadap kepercayaan investor global.

"Kami juga khawatir kehadiran Danantara justru bisa menurunkan kepercayaan investor global karena Indonesia sangat sering sekali gonta-ganti aturan," ucap Millie.

Selain itu, Millie menyoroti perlunya Danantara memiliki posisi yang jelas dalam menyikapi perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina. Sebagai rekomendasi, Millie menyarankan agar Danantara memiliki Dewan Independen yang profesional serta melibatkan ahli investasi internasional.

"Danantara harus segera membangun kredibilitas di kancah global. Selain itu, perlu transparansi dalam pelaporan keuangan dan kepatuhan terhadap standar investasi internasional. Harus ada pemisahan yang jelas antara keinginan negara dan kepentingan bisnis," kata Millie.

 

 

Loading...