Gaji Megawati Hangestri di V-League Dinilai Kurang Sebanding dengan Besarnya Kontribusi yang Diberikan
Megawati Hangestri terus menjadi kunci bagi Red Sparks yang meraih 12 kemenangan beruntun. Gajinya sempat jadi bahasan.
TEMPO.CO, Jakarta - terus menjadi bahasan media-media Korea Selatan. Aksi-aksi brilian dan sumbangan poinnya, yang membuat Red Sparks meraih 12 kemenangan beruntun di Liga Bola Voli Korea Selatan atau , menjadi penyebabnya.
Salah satu media negara itu, Segye, menyajikan sudut pandang yang berbeda dari lainnya. Ketika sanjung puji deras tertuju buat pemain asal Indonesia itu, media tersebut membahasnya dari sudut pandang gaji. Membandingkan gaji Megawati dengan pemain lain, terutama pemain asing non-Asia dan para pemain lokal, media ini menilai gaji Mega itu kurang sebanding dengan besarnya sumbangan dia terhadap Red Sparks.
Megawati sebenarnya mendapat gaji cukup tinggi untuk ukuran pemain Indonesia. Sebagai pemain asing Asia (asian quarter) tahun kedua, ia mendapat bayaran US$ 150.000 per musim, setara dengan Rp 2,43 miliar. Bayarannya sama dengan pemain asing Asia lain yang juga menjalani musim keduanya.
Namun, angka tersebut terlihat besar, bayaran tersebut sama sekali tak masuk jajaran kelas atas di V-League. Pemain asing (non-Asia) di V-League bisa menerima gaji hingga US$ 300 ribu per musim (Rp 4,8 miliar. Sedangkan pemain lokal top Korea memiliki pendapatan jauh lebih tinggi.
Di antara pemain lokal, Kim Yeon-kyung (Heungkuk Life Insurance) dan Kang So-hwi (Hi-Pass) adalah pemain dengan bayaran tertinggi. Keduanya menerima hingga 800 juta won (sekitar Rp 9,6 miliar). Di belakang mereka, Park Jeong-ah (AI Pepper) memiliki pendapatan sebesar 775 juta won (Rp 9,3 miliar), diikuti Lee So-young (IBK) dengan 700 juta won (Rp 8,4 miliar), dan Yang Hyo-jin (Hillstate) dengan 600 juta won (Rp 7,2 miliar).
Segye membahas, dengan komposisi gaji seperti itu, Megawati terkesan dibayar tak sesuai dengan kontribusinya. Ia telah menjadi pilar utama bagi Red Sparks, sering kali memimpin perolehan poin dalam setiap pertandingan. Dalam beberapa laga, ia mencatatkan statistik yang setara atau bahkan melampaui pemain asing dan pemain lokal papan atas.
Setelah melewati 22 pertandingan V-League, Megawati kini menempati posisi ketiga klasemen top skor. Ia telah mengemas 538 poin. Ia hanya berada di bawah dua pemain asing non-Asia, Victoria Danchak (IBK) yang mengemas 569 poin dan Giselle Silva (GS Caltex) dengan 545 poin.
Dibanding para pemain lokal dengan gaji yang berkali lipat jauh tinggi, sumbangan Megawati jauh lebih unggul. Karena itu, Segye menulis, perbandingan gaji dan kontribusi itu menimbulkan pertanyaan dari berbagai pihak mengenai kesetaraan kompensasi berdasarkan kontribusi di lapangan.“Meskipun gaji Megawati sebagai pemain Asian Quarter sudah mengalami peningkatan dari musim pertamanya, nilainya masih belum sebanding dengan kontribusi besar yang diberikannya kepada tim,” tulis mereka.
Menurut Segye, perbandingan dengan pemain asing lainnya dan pemain lokal top Korea memperlihatkan adanya kesenjangan yang cukup signifikan. “Dengan performa cemerlang yang terus ditunjukkannya, Megawati layak mendapatkan apresiasi yang lebih besar, baik dari segi penghargaan maupun kompensasi finansial.”
Setelah melewati 22 pertandingan, Red Sparks kini menempati posisi ketiga klasemen, yang merupakan zona playoff semifinal, dengan 43 poin dan 16 kemenangan. Mereka ada di bawah Pink Spiders (50 poin, 17 kemenangan) dan Hillstate (47 poin, 25 kemenangan).
Dalam laga pekan ke-23 V-League, Red Sparks akan menghadapi AI Pepper pada 26 Januari 2025.