Gejala Virus HMPV Mirip Covid, Ini Saran Dosen FK Universitas Jember
Gejala Virus HMPV Mirip Covid, Ini Saran Dosen FK Universitas Jember. ????Ditemukan pada 2001 oleh peneliti berkebangsaan Belanda, virus Human Metapneumovirus (HMPV) yang sekarang tengah merebak di China perlu diwaspadai tanda-tandanya. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp
Jember (beritajatim.com) – Ditemukan pada 2001 oleh peneliti berkebangsaan Belanda, virus Human Metapneumovirus (HMPV) yang sekarang tengah merebak di China perlu diwaspadai tanda-tandanya.
“HMPV adalah virus yg menyebabkan infeksi akut saluran pernapasan. Penularannya tidak jauh berbeda dengan virus Covid-19 kemarin, yaitu dari percikan ludah, batuk, dan ingus,” kata Dr. dr. Diana Chusna Mufida, M.Kes, dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Jember, di Kabupaten Jember, Jawa Timur, dalam siaran pers, Senin (20/1/2025).
Sampai saat ini tidak ada identifikasi mengenai virus HMPV ini di Indonesia, karena butuh pemeriksaan PCR berbiaya cukup mahal. “Tanda-tanda seseorang terinfeksi HMPV antara lain mengalami demam, sakit tenggorokan, batuk, dan pilek,” kata Diana.
HMPV berpotensi memiliki infeksi berat pada anak-anak dan orang tua atau manula berusia di atas 65 tahun. “Juga pada orang dengan status imun rendah seperti orang yang terinfeksi HIV AIDS, orang yang sedang menjalani terapi sitostatika, orang yang memiliki riwayat asma dan memiliki penyakit paru obstruktif kronis (PPOK),” kata Diana.
Diana mengingatkan, mahasiswa Unej rentan terkena infeksi akibat aktivitas padat dan interaksi yang sering dalam lingkungan kampus. Sebagai bentuk pencegahan, dia menyarankan pemakaian masker kembali saat beraktiviras. “Diharapkan orang menutup mulut saat batuk,” katanya.
“Bagi orang yang sehat kita harus rajin cuci tangan, tidak sering mengusap mata, hidung atau mulut. Jadi protokolnya tidak jauh beda dengan protokol Covid, karena sama-sama disebabkan virus,” kata Diana.
Sebagaimana Covid, belum ada obat untuk membunuh virus. Pengobatan dilakukan sesuai sesuai gejala yang dialami penderita. “Jika demam diobati dengan Paracetamol, jika batuk diberi obat pengurang batuk dan hidung tersumbat diberi dekongestan,” kata Diana.
Diana mengingatkan pentingnya menerapkan pola hidup yang baik. “Istirahat yang cukup dan makan makanan bergizi,” katanya. [wir]