Gelandangan dan Pengangguran di Amerika Serikat Melonjak Tinggi
Angka pengangguran dan jumlah gelandangan di Amerika Serikat (AS) melonjak ke level tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Angka
pengangguran dan jumlah di (AS) melonjak ke level tertinggi
dalam tiga tahun terakhir.
Jumlah penerima tunjangan untuk warga yang masih belum mendapatkan pekerjaan melonjak menjadi 1,9 juta dan merupakan angka tertinggi sejak November 2021, dikutip ABC News.
Tingkat pengangguran yang diasuransikan secara musiman mencapai 1,2 persen, sementara moving average empat minggu naik ke 213,5 ribu.
Artinya, ada kenaikan hingga 750 dari rata-rata pekan sebelumnya.
Saat ini lebih banyak pengangguran di AS kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan baru. Hal itu emicu kekhawatiran akan memburuknya pasar tenaga kerja dan potensi kerentanan ekonomi terhadap resesi.
Lonjakan angka pengangguran di AS terjadi akibat beberapa faktor, diantaranya karena pemangkasan hubungan kerja (PHK) hingga penutupan cabang usaha yang dilakukan sejumlah industri.
Jumlah atau tunawisma tercatat naik 18 persen atau mencapai 771.000 orang di tahun 2024.
Departemen Perumahan dan Pembangunan Perkotaan AS (HUD) mencatat lonjakan meningkat buntut terjadinya bencana alam di beberapa bagian negara AS, menghancurkan rumah para migran hingga mereka kehilangan tempat tinggal.
Masalah ini semakin diperparah lantaran inflasi yang mencekik membuat perumahan dibanderol dengan harga yang tinggi.
Selain biaya perumahan, laporan HUD menandai "gaji yang stagnan di antara rumah tangga berpenghasilan menengah dan rendah, dan dampak berkelanjutan dari rasisme sistemik" sebagai faktor lainnya.
Baca juga:
Masalah ini yang membuat para imigran kesulitan memperoleh tempat tinggal, alhasil mereka lebih memilih untuk tinggal di tempat terbuka, dengan cara membangun tenda-tenda di trotoar kota, penampungan darurat, tempat perlindungan, perumahan transisi, atau di lokasi yang tidak memiliki tempat izin tinggal di AS.
Baca juga:
“Krisis perumahan terjangkau nasional yang makin memburuk, inflasi yang meningkat, upah yang stagnan di kalangan rumah tangga berpendapatan menengah dan bawah, dan efek berkelanjutan dari rasisme sistemik telah meregangkan sistem layanan tunawisma hingga ke batas maksimalnya,” bunyi laporan HUD dikutip dari Al Jazeera.