Hamas Janji Akan Gagalkan Rencana Donald Trump Gusur Warga Gaza: Ini Pembersihan Etnis
Hamas berjanji akan menggagalkan rencana Presiden AS Donald Trump menggusur warga Palestina dari Jalur Gaza ke negara lain seperti Mesir dan Yordania.
![Hamas Janji Akan Gagalkan Rencana Donald Trump Gusur Warga Gaza: Ini Pembersihan Etnis](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ANGGOTA-BRIGADE-AL-QASSAM-pejuang-Hamas-2323r3.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) berjanji untuk menggagalkan rencana sekutu Israel, Presiden Amerika Serikat (AS) , untuk menggusur penduduk Jalur ke negara-negara tetangga.
Hamas juga meremehkan ancaman untuk membuka "gerbang neraka" di Jalur jika tidak membebaskan sandera Israel pada Sabtu (15/2/2025).
Sebelumnya, Brigade Al-Qassam, sayap militer , mengumumkan akan menunda pembebasan sandera pada hari Sabtu sampai Israel berhenti melanggar perjanjian gencatan senjata di Jalur .
"Apa yang gagal dicapai oleh pendudukan Israel melalui agresi dan pembantaian, tidak akan berhasil dicapai melalui rencana likuidasi dan pemindahan," kata dalam pernyataannya.
"Orang-orang hebat kami di telah berdiri teguh dalam menghadapi pemboman dan agresi dan akan tetap teguh di tanah mereka dan menggagalkan semua rencana pemindahan paksa dan deportasi," lanjutnya.
Hamas menekankan rencana untuk mendeportasi warga dari Jalur tidak akan berhasil dan akan berhadapan dengan posisi , Arab, dan Islam yang bersatu yang menolak semua rencana pemindahan.
"Pernyataan bersifat rasis dan merupakan seruan untuk pembersihan etnis, likuidasi masalah , dan penyangkalan terhadap hak-hak nasional yang telah ditetapkan rakyat kami," kata .
Dalam pernyataan itu, juga memperbarui komitmennya terhadap perjanjian gencatan senjata jika Israel juga mematuhinya.
"Kami mengonfirmasi bahwa pendudukan adalah pihak yang tidak mematuhi komitmennya, dan bertanggung jawab atas segala komplikasi atau penundaan," kata dalam pernyataannya.
Sementara itu, pejabat senior , Sami Abu Zuhri, menekankan, menghormati perjanjian gencatan senjata adalah satu-satunya cara untuk memulangkan tahanan Israel.
"Bahasa ancaman tidak memiliki nilai dan meningkatkan kompleksitas masalah," kata Abu Zuhri kepada Reuters.
Baca juga:
"Trump harus ingat bahwa ada kesepakatan, dan kesepakatan itu harus dihormati oleh kedua belah pihak, dan ini adalah satu-satunya cara bagi para tahanan untuk kembali," lanjutnya.
Sejak 25 Januari 2025, telah mempromosikan rencana untuk menggusur warga dari Jalur ke negara-negara tetangga seperti Yordania dan Mesir, yang ditolak oleh kedua negara, dan diikuti oleh negara-negara Arab lainnya serta organisasi regional dan internasional.
Donald Trump mengungkapkan rencana tersebut beberapa hari setelah Israel dan mulai mengimplementasi perjanjian gencatan senjata pada 19 Januari 2025 di Jalur .
Usulan agar AS menggusur warga dan menduduki Jalur didukung oleh sekutunya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang menyebut sebagai teman terbaik Israel di Gedung Putih.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait