Harga Saham Melejit 521,74%, Kapitalisasi Pasar RATU Tembus Rp 19,41 Triliun
Kenaikan harga saham ini membuat nilai kapitalisasi pasar RATU kini tembus Rp 19, 41 triliun.
Harga emiten yang terafiliasi dengan suami Puan Maharani, Happy Hapsoro, yakni PT Raharja Energi Cepu (RATU) telah melejit hingga 521,74% sejak initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Januari 2025. Kenaikan harga saham ini membuat nilai kapitalisasi pasar RATU kini tembus Rp 19,41 triliun.
Lonjakan harga saham yang terlalu drastis membuat saham itu sempat dihentikan sementara (suspend) perdagangannya oleh BEI sebanyak dua kali. Saat ini saham RATU masuk ke dalam papan pemantauan khusus dan diperdagangkan dengan skema full call auction (FCA). Dengan sistem FCA ini, investor saham RATU tidak bisa melihat bid (permintaan) dan offer (penawaran). Bursa hanya menyediakan fitur indicative equilibrium volume (IEV).
Hingga sesi pertama perdagangan hari ini, Jumat (24/1), saham RATU menyentuh batas harga tertinggi atau auto reject atas (ARA) hingga 10% ke level Rp 7.150 per lembar saham. Volume saham yang diperdagangkan tercatat 1,29 juta dengan nilai transaksi 9,23 miliar.
Sebelumnya, Financial Advisor Sucor Sekuritas Danika Augusta Sari memprediksi RATU sudah mulai kehilangan momentum. Dalam waktu dekat, ia memperkirakan apabila terjadi koreksi, saham RATU bakal terperosok ke level Rp 4.800-an. Koreksi yang terjadi saat ini kemungkinan hanya koreksi teknikal dan harga saham RATU diperkirakan masih berpotensi naik.
Menurutnya, penurunan harga minyak yang tengah berlangsung bisa memengaruhi pergerakan harga saham emiten migas di pasar. Namun jika ada sentimen lain yang tak terduga, hal tersebut dapat mempengaruhi pergerakan harga RATU lebih lanjut dan kemungkinan juga bisa membuat saham tersebut terkoreksi.
“Yang terdalam, (penurunan harga saham RATU) itu mungkin bisa sampai level Rp 4.400-4.000,” ujarnnya.
Pada saat IPO 8 Januari 2025, harga saham RATU itu langsung menyentuh batas tertinggi atau ARA setelah naik 24,78% ke level Rp 1.435 per lembar. Harga sahamnya terus melonjak setelah pencatatan perdana.
Rencana RATU Setelah IPO
Perusahaan mengungkapkan berencana menggunakan seluruh dana hasil IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, untuk dipinjamkan kepada anak usahanya sebanyak Rp 157,36 miliar. PT Raharja Energi Tanjung Jabung akan menggunakan pinjaman itu untuk memenuhi kewajiban pembayaran Cash Call dari PetroChina International Jabung Ltd. terkait pengelolaan Blok Jabung.
Jumlah kebutuhan dana untuk Cash Call ini sekitar US$ 10 juta atau setara dengan Rp 159,42 miliar sehingga terdapat kekurangan sekitar Rp 2,05 miliar yang akan ditutup dengan dana dari kas internal perseroan. Apabila dana tersebut dikembalikan kepada perseroan, dana akan digunakan untuk pengembangan usaha, khususnya studi kelayakan pada blok-blok migas, yaitu wilayah perizinan pemerintah untuk eksplorasi, pengembangan, dan produksi minyak dan gas bumi.
Perusahaan juga akan meminjamkan dana IPO sebesar Rp 34,96 miliar kepada perusahaan asosiasi, yaitu PT Petrogas Jatim Utama Cendana, untuk mendukung kegiatan operasional melalui pemenuhan kewajiban pembayaran Cash Call dari ExxonMobil Cepu Ltd. Lalu, sisa dana IPO akan digunakan untuk modal kerja, termasuk remunerasi karyawan, pengurus, dan pengawas (Direksi dan Dewan Komisaris RATU), serta biaya operasional perseroan.