Indonesia Kutuk Serangan di Jenin, Sebut Israel Menunjukkan Niat Utamanya
Pemerintah Indonesia mengutuk keras operasi militer besar-besaran yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina di Jenin, Tepi Barat.
Pemerintah Indonesia mengutuk keras operasi militer besar-besaran yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina di Jenin, Tepi Barat, yang berpotensi mengancam prospek perdamaian pascagencatan senjata di Jalur Gaza.
Indonesia memandang eskalasi kekerasan di Tepi Barat tersebut menguak maksud terselubung Israel untuk terus merongrong wilayah dan melanjutkan penjajahan mereka atas tanah Palestina.
“Pelanggaran hukum internasional oleh Israel menunjukkan niat utamanya: Menjadikan permanen pendudukan ilegalnya di wilayah Palestina,” demikian menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI melalui media sosial X pada Sabtu (25/1).
Pemerintah memandang akar permasalahan konflik tersebut sedari awal adalah penolakan Israel untuk mengakui hak rakyat Palestina menentukan nasibnya sendiri. Indonesia pun mendesak komunitas internasional mengambil tindakan tegas atas ketidakadilan yang dialami bangsa Palestina tersebut.
Indonesia juga mengajak komunitas internasional bekerja sama mewujudkan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat sesuai prinsip solusi dua negara.
Setelah gencatan senjata di Jalur Gaza dimulai pada 19 Januari 2025, Israel justru melancarkan serangan ke Jenin dan kamp pengungsian Jenin di wilayah Tepi Barat Palestina pada Selasa (21/1), yang semakin menyebar ke desa-desa sekitar.
Operasi militer itu telah merenggut nyawa sekurangnya 14 orang dan melukai lebih dari 50 lainnya. Diperkirakan ada 3.000 keluarga yang mengungsi di kamp pengungsian Jenin selama dua bulan terakhir, termasuk beberapa ratus lainnya yang masuk dalam sepekan terakhir.
Pada Jumat (24/1), Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan serangan drone Israel terhadap sebuah kendaraan di dekat Kota Qabatiya di Tepi Barat menewaskan dua orang.
Militer Israel menyatakan serangan drone pada Jumat menargetkan kendaraan yang mereka yakini mengangkut beberapa orang yang mereka sebut sebagai "teroris".
Militer Israel juga mengumumkan penangkapan 20 orang yang mereka klaim sebagai "buronan" dan menyatakan telah menyita sejumlah senjata.