Kemdiktisaintek ubah paradigma riset tematik menjadi berbasis masalah

Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) RI berupaya mengubah paradigma riset yang ...

Kemdiktisaintek ubah paradigma riset tematik menjadi berbasis masalah

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) RI berupaya mengubah paradigma riset yang sebelumnya berdasarkan topik, kini menjadi riset berbasis permasalahan yang ada.

"Penelitian biasanya berbasis topik. Sebelumnya ada delapan bidang fokus riset, yaitu pangan, energi, kesehatan, transportasi, rekayasa, pertahanan, keamanan, kemaritiman. Sekarang ingin kita transformasi supaya pendanaan riset tidak lagi berbasis bidang atau topik, tetapi berbasis masalah," kata Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan (Dirjen Risbang) Kemdiktisaintek RI Fauzan Adziman dalam diskusi bersama media di Kantor Kemdiktisaintek, Jakarta, Selasa.

Baca juga:

Fauzan menjelaskan perubahan paradigma riset ini dilakukan agar riset tetap berjalan sesuai dengan kebutuhan nasional, meskipun berjalan dengan pendanaan yang terbatas.

Salah satunya, ungkap dia, di bidang ketahanan pangan yang menjadi salah satu Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto, yang diupayakan dengan riset produktivitas lahan dan benih.

"Misalkan, bawang putih itu sekitar 95 persen masih impor, per tahun sekitar Rp10 triliun. Dari 95 persen impor ini, kita impor 99 persen dari satu negara. Kalau ditanya kenapa impor, karena dengan impor harganya lebih murah, dan kualitas bawang putihnya lebih mudah dikupas, dan lebih besar, begitu kalau dibanding kita beli bawang putih buatan lokal. Nah bagaimana meningkatkan kualitas dan menurunkan harga bawang putih, kita lagi melakukan riset," ujarnya.

Oleh karena itu, Fauzan menyebutkan berbagai upaya riset kini tengah dilakukan, salah satunya dengan memanfaatkan teknologi genomics, serta pemanfaatan data yang disinkronisasikan dengan internet dalam pengembangan bawang putih.

Sementara itu, Direktur Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kemdiktisaintek RI I Ketut Adnyana menjelaskan dalam memperkuat riset bibit unggul, pihaknya juga bekerja sama dengan perguruan tinggi dalam hal riset dan pendampingannya.

Baca juga:

Baca juga:

"Tentu kita mengajak teman-teman di perguruan tinggi untuk meneliti dan menemukan bibit-bibit unggul dengan menerapkan salah satunya ilmu bioteknologi, termasuk biogenomik untuk mendapatkan bibit unggul," ucap I Ketut Adnyana.

Dalam jangka panjang, Ketut berharap berbagai upaya riset tersebut dapat membantu menyelesaikan berbagai permasalahan produktivitas lahan, serta membantu berbagai program prioritas pemerintah, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG).

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025