Kenali Gejala Awal Kanker yang Sering Terabaikan, Batuk Terus Menerus Bisa Jadi Pertanda

Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam Mardiah Suci Hardianti mengungkapkan, gejala awal kanker yang sering terabaikan. Berikut tanda-tandanya.

Kenali Gejala Awal Kanker yang Sering Terabaikan, Batuk Terus Menerus Bisa Jadi Pertanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada, mengungkapkan, gejala awal yang sering terabaikan.

Hal ini didasari oleh beberapa gejala berdasarkan lokasi primer ditemukannya .

Kanker payudara misalnya, sering ditemukan benjolan yang kadang tidak terasa nyeri, tetapi ukurannya membesar seiring perkembangan penyakit.

"Pada kondisi ini, kewaspadaan dapat dilakukan dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setiap bulan setelah siklus menstruasi selesai," kata dia dikutip dari laman , Rabu (12/2/2025).

Kemudian pada kanker paru, ditandai dengan batuk dan sesak napas yang terjadi secara terus-menerus.

Baca juga:

Sedangkan pada nasofaring, telinga berdengung yang disertai dengan nyeri kepala, mimisan, dan hidung tersumbat harus diwaspadai sebagai gejala awal.

Di bagian usus, terjadi perubahan pola pada sistem pencernaan seperti buang air besar yang disertai darah, konstipasi, dan juga diare.

Lalu perlu juga diperhatikan jika ada pendarahan yang kerap terjadi berulang.

Baca juga:

Sebagai contoh, pendarahan dari anus bisa menjadi tanda usus.

Dimulainya dari pendarahan dari area kewanitaan dapat menjadi tanda leher rahim, dan adanya darah di urine bisa menjadi gejala awal pada saluran kemih, seperti ginjal dan kantung kemih.

Lalu juga penurunan berat badan dalam jumlah banyak di waktu yang singkat tanpa adanya program penurunan berat badan, juga dapat  menjadi satu tanda karena adanya peningkatan metabolisme tubuh.

Badan mudah terasa letih dan lemas berkepanjangan, juga menjadi satu tanda bila disertai dengan tanda dan gejala yang lain.

“Untuk gejala dan tanda darah di antaranya infeksi yang berulang karena penurunan fungsi imun, lemas dan pucat karena kekurangan sel darah merah serta perdarahan yang berkaitan dengan penurunan jumlah trombosit atau sel pembeku pendarahan,” jelas Mardiah.

Melihat kondisi ini, maka skrining dan deteksi dini menjadi upaya penting menekan pasien berstatus stadium lanjut.

"Lakukan cek secara berkala, tidak merokok, rajin berolahraga dan melakukan aktivitas fisik, diet seimbang, istirahat yang cukup dan pandai mengelola stres juga mencegah pencegahan penyakit tidak menular termasuk ,” ucap dia.

Tingginya angka kematian pada kasus , kata dia, disebabkan keterlambatan diagnosis dan penanganan pasien .

Pasien payudara bila ditemukan dalam stadium dini maka tingkat keberhasilan terapi yang diukur dengan kesintasan lima tahun adalah 90 persen.

Sedangkan bila ditemukan dalam stadium lokal lanjut adalah sekitar 50 persen.

“Nah, jika ditemukan pada stadium metastatik atau telah menyebar ke organ jauh, maka kesintasan lima tahun hanya kurang dari 20 persen,” ujar Mardiah.