Mantan Mendagri Suriah dari Rezim Assad Serahkan Diri ke Pasukan Keamanan

Mantan Mendagri Suriah menyerahkan diri ke pasukan keamanan. Ia mengklaim tak bertanggung jawab soal penjara Sednaya, termasuk kekerasan di sana.

Mantan Mendagri Suriah dari Rezim Assad Serahkan Diri ke Pasukan Keamanan

TRIBUNNEWS.COM - Mantan Menteri Dalam Negeri , Mohammed al-Shaar, menyerahkan diri kepada otoritas .

Klip video yang diperoleh Al Arabiya Al Hadath hari ini, Selasa (4/2/2025), menunjukkan Mohammed al-Shaar di dalam kendaraan pasukan keamanan.

“Hari ini, Selasa, kami menerima Mayor Jenderal Muhammad Ibrahim al-Shaar dari Faraj al-Hamoud dan Munif al-Zaim al-Qaddah," kata perwakilan pasukan keamanan dalam video itu.

"Video ini direkam untuk memastikan bahwa segala sesuatunya berjalan sesuai hukum dan kendali yang disepakati, sekaligus menjaga martabatnya," lanjutnya.

"Kami tidak akan ragu untuk menerima siapa pun yang ingin menyerahkan diri kepada otoritas terkait di negara yang baru," tambahnya.

Anggota pasukan keamanan tersebut mengatakan Mohammed al-Shaar mengklaim dirinya tidak bertanggung jawab atas penjara tidak resmi.

"Dia (Mohammed al-Shaar) menekankan Kementerian Dalam Negeri tidak bertanggung jawab atas penjara tidak resmi dan keamanan, tetapi hanya penjara resmi," katanya.

Ia pun menegaskan dirinya tidak melakukan perbuatan yang dapat dihukum oleh hukum.

Sebelumnya, Mohammed al-Shaar dikenal sebagai salah satu tokoh paling terkemuka yang terlibat dalam pelanggaran terhadap warga di penjara Sednaya pada tahun 2008.

Mohammed al-Shaar diangkat sebagai Menteri Dalam Negeri sekitar sebulan setelah pecahnya revolusi pada Maret 2011.

Ia dimasukkan dalam daftar sanksi Barat yang dijatuhkan terhadap Suriah sejak pertengahan tahun 2011.

Baca juga:

Kabar ini datang beberapa hari setelah penangkapan Atef Najib, sepupu mantan Presiden Bashar al-Assad dan mantan kepala Cabang Keamanan Politik di Daraa.

Sejak presiden Bashar al-Assad digulingkan dari kekuasaannya pada 8 Desember 2024, pasukan keamanan di meluncurkan kampanye keamanan di berbagai daerah selama berminggu-minggu untuk mengejar militan dan menciptakan stabilitas.

Sementara itu, operasi penyisiran terus dilakukan untuk mencari depot senjata, pengedar narkoba, dan mereka yang digambarkan sebagai sisa-sisa rezim Assad yang menolak menyerahkan senjata mereka, dan mencakup beberapa daerah.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)