Bagaimana Israel Akan Bereaksi Terhadap Dua Guncangan Besar Ini?
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Warga Israel telah mengalami dua guncangan besar. Menyaksikan ratusan ribu warga Palestina kembali ke sisa-sisa rumah mereka di bagian utara Jalur Gaza, sebuah wilayah yang telah hancur akibat...
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Warga Israel telah mengalami dua guncangan besar. Menyaksikan ratusan ribu warga Palestina kembali ke sisa-sisa rumah mereka di bagian utara Jalur Gaza, sebuah wilayah yang telah hancur akibat kampanye pengeboman Israel.
Kemudian menyaksikan pertunjukan militer Hamas saat gerakan ini menyerahkan tawanan Israel. Tidak ada yang bisa memprediksi apa reaksi Israel nantinya.
Akankah mereka melakukan tinjauan kritis terhadap pilihan mereka untuk hidup dengan mengorbankan keadilan dan perdamaian, atau akankah pemerintah Netanyahu mengingkari perjanjian dan melanjutkan genosida?
Awad Abdelfattah dalam artikelnya di Middleeasmonitor, bertajuk How Will Israel React to These Two Major Shocks? menjelaskan menurut beberapa analis Israel, kedua guncangan ini mungkin lebih parah daripada guncangan Operasi Badai Al-Aqsa pada Oktober 2023, karena hal ini dapat mengguncang kepercayaan masyarakat Israel terhadap kemampuan militer untuk melindunginya.
Tentu saja, banyak orang Israel yang percaya bahwa genosida saja sudah cukup untuk memecah belah rakyat Palestina dan memaksakan kehendak Israel kepada mereka, tetapi harapan telah muncul bahwa masyarakat Israel mungkin akan dikejutkan dengan kebangkitan akal sehat, meskipun belum tentu kebangkitan hati nurani.
Rakyat Palestina dan orang-orang yang merdeka di seluruh dunia berharap bahwa hal ini akan menjadi awal dari perubahan yang nyata dalam masyarakat Israel.
Akal sehat menyatakan bahwa masyarakat yang normal atau negara yang normal seharusnya menarik kesimpulan logis dalam menghadapi hasil perang brutal yang tak tertandingi.
Setelah lebih dari 400 hari genosida dan pengepungan yang diberlakukan di sebidang tanah yang sangat kecil, gerakan perlawanan muncul, bersama dengan kerumunan besar orang yang merayakannya meskipun kelelahan dan terbebani oleh kesedihan dan kehilangan.
Namun, kita menghadapi sebuah masyarakat kolonial yang dibebani dengan rasa superioritas, dan dengan kecenderungan genosida, yang telah dicuci otak dan ditipu oleh para pemimpin politik dan agamanya selama beberapa dekade untuk menerima kekerasan yang mengerikan seperti ini terhadap penduduk asli di tanah tersebut.
BACA JUGA:
Sulit untuk memprediksi keputusan yang akan datang dari rezim pendudukan Israel, yang telah mengancam untuk tidak melaksanakan perjanjian gencatan senjata tahap kedua, meskipun banyak analis cenderung mengesampingkan kemampuan Benjamin Netanyahu untuk mengabaikan gencatan senjata mengingat keinginan kaisar imperialisme Amerika untuk mengakhiri semua perang, seperti yang telah dinyatakan oleh Donald Trump.
Belum lagi dukungan yang luar biasa dari mayoritas rakyat Israel untuk gencatan senjata demi membebaskan para sandera.
Loading...