Media di Korea Utara Mengecam Ide Relokasi Warga Palestina
Media milik Pemerintah Korea Utara mengecam gagasan Donald Trump soal relokasi warga Palestina dari Jalur Gaza.
![Media di Korea Utara Mengecam Ide Relokasi Warga Palestina](https://statik.tempo.co/data/2019/02/27/id_822826/822826_720.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - Media pemerintah Korea Utara mengecam usulan Presiden Amerika Serikat (AS) yang ingin mengambil alih Gaza dan merelokasi warga Palestina. Media itu menilai ide Trump sebagai sesuatu yang konyol dan menuduh Washington melakukan pemerasan.
Dalam editorial yang dimuat Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), kritik disampaikan tanpa menyebut nama Trump secara langsung. Menurut media itu, harapan tipis warga Palestina untuk keselamatan dan perdamaian dihancurkan oleh usulan tersebut.
"Dunia sekarang mendidih seperti panci bubur atas deklarasi mengejutkan AS," kata KCNA, Rabu, 12 Desember 2025, dikutip dari Reuters.
Editorial KCNA tersebut ditujukan pada pengumuman mengejutkan Trump bahwa AS bermaksud memindahkan warga Gaza dan mengubah wilayah yang dilanda perang itu menjadi apa yang disebut Trump sebagai "Riviera Timur Tengah". Editorial KCNA juga mengkritik pemerintahan Trump atas seruannya mengambil alih Terusan Panama dan Greenland serta keputusannya untuk mengubah nama "Teluk Meksiko" menjadi "Teluk Amerika".
"AS harus bangun dari delusi anakronistisnya dan segera berhenti melanggar martabat dan kedaulatan negara dan rakyat lain," tulis laporan KCNA, sambil menyebut AS sebagai "pemeras".
Sebelumnya, Trump pernah mengadakan pertemuan puncak yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un selama masa jabatan pertamanya. Dalam kesempatan itu, Trump telah memuji hubungan pribadi mereka.
Presiden AS baru-baru ini mengatakan dia akan menghubungi Kim lagi, meskipun sejauh ini media pemerintah Pyongyang hampir tidak mengomentari masa jabatan kedua Trump sambil terus menyerang apa yang dilihatnya sebagai ancaman keamanan serius yang ditimbulkan oleh Washington dan sekutunya. , yang sering menentang pandangan Barat tentang masalah internasional, telah berterus terang tentang situasi di Gaza, menyalahkan Israel atas pertumpahan darah dan menyebut Amerika Serikat sebagai "kaki tangan."
Trump pertama kali mengusulkan pada 25 Januari 2025 agar Mesir dan Yordania menerima warga Palestina dari Gaza. Pada hari-hari berikutnya, dia mengusulkan pengambilalihan Gaza oleh AS dan kemungkinan pemindahan permanen warga Palestina dari wilayah itu tanpa hak untuk kembali.
Komentar Trump menggemakan ketakutan lama warga Palestina akan diusir secara permanen dari rumah mereka dan telah dicap oleh para pembela hak asasi manusia dan PBB sebagai usulan pembersihan etnis.
Kementerian Kesehatan Gaza mencatat serangan militer Israel di Gaza, yang sekarang dihentikan sementara oleh gencatan senjata yang rapuh, telah menewaskan lebih dari 47 ribu dalam 16 bulan terakhir. Serangan itu memicu tuduhan genosida dan kejahatan perang yang kemudian dibantah Israel.
Serangan itu membuat hampir seluruh penduduk Gaza mengungsi dan menyebabkan krisis kelaparan. Menurut Israel, pertumpahan darah terbaru dalam konflik Israel Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun dipicu serangan 7 Oktober 2023, ketika kelompok Hamas Palestina menyerang.perbatasan Israel, yang diklaim menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang.