Mendikdasmen ajak masyarakat bangun ekonomi berbasis ilmu
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengajak pemerintah dan seluruh masyarakat untuk ...
Empat agenda utama yang menjadi tantangan itu kemiskinan, ketidaktahuan, keterbelakangan peradaban dan ketidakadilan. Ini agenda yang laten, harus terus kita lakukan
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengajak pemerintah dan seluruh masyarakat untuk membangun ekonomi yang berbasis ilmu atau knowledge based economy.
"Kalau kita berbicara ekonomi, sekarang orang berbicara mengenai knowledge based economy, ekonomi konstruksi dasarnya adalah ilmu, karena itu maka tentu saja pendidikan harus menyiapkan generasi bangsa kita ini untuk semakin memiliki ilmu, basthatan fil ‘ilmi itu artinya knowledgeable person (orang yang berpengetahuan), katanya dalam Sarasehan Ulama Nahdlatul Ulama (NU) di Jakarta, Selasa.
Baca juga:
Mu'ti menegaskan, orang yang memiliki pengetahuan cukup, lalu terjun ke dunia kerja dan menjadi sukses adalah yang memiliki integritas atau al-aminu.
"Kalau kita bicara orang yang bekerja dan sukses adalah orang yang al-aminu, yang punya integritas. Kalau orang tidak punya integritas, dia tidak akan sukses dalam pekerjaannya. Inilah saya kira yang coba kita siapkan di masa depan," ujar dia.
Mu'ti juga menekankan pentingnya menyiapkan generasi masa depan yang memiliki keterampilan teknis (hard skill) dan non-teknis (soft skill).
"Pendidikan itu harus membekali dengan hard skill dan soft skill," ujar dia.
Menurutnya, dalam menciptakan tenaga kerja yang kompeten, pendidikan dan ilmu agama juga saling berkaitan, karena dalam persaingan dunia kerja, dibutuhkan orang-orang yang kuat dan dapat dipercaya, sesuai dengan kisah dan nasihat dari para nabi.
Dalam acara sarasehan tersebut, hadir juga Menteri Pendidikan Nasional Indonesia 2009-2014 Mohammad Nuh yang mengemukakan bahwa pendidikan merupakan rekayasa sosial terbaik untuk memotong rantai kemiskinan.
Baca juga:
"Pendidikan merupakan sistem rekayasa sosial terbaik, teruji dan terpuji untuk memotong mata rantai kemiskinan. Untuk itu, pemerintah mesti membangun pendidikan bagi kaum dhuafa agar mereka juga bisa mendapatkan pendidikan yang berkualitas," kata Nuh.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang tinggi memang perlu, tetapi hal tersebut tidak cukup, karena masih terdapat empat tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
"Empat agenda utama yang menjadi tantangan itu kemiskinan, ketidaktahuan, keterbelakangan peradaban dan ketidakadilan. Ini agenda yang laten, harus terus kita lakukan," ujar dia.
Nuh juga menegaskan pentingnya modal manusia atau human capital dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
"Kata kuncinya di human capital. Tujuan pendidikan itu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, sehat, dan sebagainya," ucapnya.
Baca juga:
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025