Gelar pertemuan, BKPM-Eramet bahas rencana investasi BEV
Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menggelar pertemuan dengan perusahaan ...
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menggelar pertemuan dengan perusahaan pertambangan asal Prancis, Eramet Group guna membahas rencana investasi penguatan rantai pasok baterai kendaraan listrik (Battery Electric Vehicle/BEV) di Tanah Air.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menyatakan, dirinya telah melakukan pertemuan dengan CEO Eramet Group Christel Bories pada 3 Februari di Jakarta.
"Saya bertemu dengan CEO Eramet Group, Christel Bories untuk membahas dukungan hilirisasi mineral kritis dan penguatan rantai pasok baterai kendaraan listrik di Indonesia," ujar dia dalam akun instagram resminya di Jakarta, Selasa.
Rosan menyatakan perusahaan asal Prancis tersebut berencana melakukan eksplorasi wilayah baru di Sulawesi Selatan dan Papua, serta bakal melakukan pengembangan proyek responsible green electric vehicle (RGEV) yang nantinya akan melibatkan berbagai mitra strategis.
Lebih lanjut, menurut Rosan kolaborasi antara pemerintah dan Eramet turut berkontribusi pada peningkatan lapangan kerja dan pemajuan kualitas teknologi di Tanah Air.
"Selain mempercepat pertumbuhan industri EV di Indonesia, kolaborasi ini juga berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja dan peningkatan transfer teknologi," ujarnya pula.
Sebelumnya, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengungkapkan total realisasi investasi di bidang hilirisasi sepanjang 2024 mencapai Rp407,8 triliun.
"Secara keseluruhan pada 2024 adalah 23,8 persen dari total realisasi investasi yang masuk dari Januari sampai dengan Desember sebesar Rp1.714,2 triliun," ujar Rosan di Jakarta, Jumat (31/1).
Dalam paparannya dia memerinci, realisasi investasi bidang hilirisasi sepanjang 2024 di sektor mineral yakni smelter mencapai Rp245,2 triliun yang terdiri dari nikel Rp153,2 triliun, tembaga Rp68,5 triliun, bauksit Rp21,8 triliun, dan timah Rp1,6 triliun.
Baca juga:
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025