Menikmati pesona teh Liubao di Guangxi, China
"Masa peram teh Liubao yang berbeda-beda menghasilkan rasa yang berbeda secara signifikan," ungkap Kilavuz ...
Nanning (ANTARA) - "Masa peram teh Liubao yang berbeda-beda menghasilkan rasa yang berbeda secara signifikan," ungkap Kilavuz Neslihan asal Turkiye tentang pengalamannya yang mendalam dengan budaya teh China yang kaya saat berkunjung ke Wuzhou, Guangxi.Sebagai seorang pemengaruh (influencer) media sosial terkenal yang telah tinggal di China selama lebih dari lima tahun, Neslihan memiliki ketertarikan pada makanan dan teh.
Penasaran dengan keunikan dan metode pembuatan teh Liubao, baru-baru ini dia mengunjungi Wuzhou untuk mengeksplorasi "rahasia warisan budaya" dari varietas teh tersebut."Pembuatan teh Liubao membutuhkan proses yang panjang, tidak seperti dugaan awal saya," kata Neslihan, seraya menjelaskan bahwa variasi waktu fermentasi, teknik, dan penyimpanan memengaruhi rasa dan warna teh.
Teh Liubao, yang dikategorikan sebagai teh hitam, diambil dari nama Liubao di wilayah Cangwu, Guangxi.
Teh itu terkenal karena empat kualitasnya yang khas, yaitu "merah, kuat, matang, dan lembut."
Pada 2014, teknik pembuatan tradisional teh Liubao dicantumkan ke dalam daftar warisan budaya takbenda nasional China. Pada 2022, "teknik pembuatan teh tradisional China dan adat istiadat yang terkait" diakui sebagai salah satu objek representatif warisan budaya takbenda UNESCO dan pembuatan teh Liubao menjadi salah satu representatif yang menonjol.
Di pabrik fermentasi modern milik China Tea (Wuzhou) Co., Ltd, deretan tangki fermentasi air dingin secara aktif memproses daun teh.
Zhang Junwei, manajer umum perusahaan tersebut, menyatakan,
"Kami menggabungkan teknologi modern dengan keahlian
tradisional untuk meningkatkan pembuatan teh Liubao. Tangki
fermentasi dilengkapi dengan gas atau air, dan kami terus
memantau suhu dan kelembapan untuk memastikan kualitas
fermentasi."
Saat memasuki area penyimpanan teh Liubao, Neslihan dikejutkan oleh aroma yang khas. Dia mendapati bahwa penyimpanan merupakan salah aspek unik dalam pembuatan teh Liubao, yang memungkinkan daun teh menua dan mengembangkan profil yang lebih kaya serta lebih harum dari waktu ke waktu.
Guna meningkatkan jangkauan internasional teh Liubao, departemen terkait dari pemerintah Kota Wuzhou secara aktif memfasilitasi peluang perdagangan.
Pemerintah setempat telah mengorganisasi delegasi perdagangan dan mendorong partisipasi dalam sejumlah pameran perdagangan seperti Canton Fair dan Pameran Produk Konsumen Internasional China (China International Consumer Products Expo/CICPE).
Alhasil, teh Liubao kini diekspor ke berbagai negara termasuk Prancis, Malaysia, Singapura, Indonesia, Jepang, Amerika Serikat, dan Australia. Menurut data bea cukai Wuzhou, total nilai ekspor teh Liubao mencapai 9,113 juta yuan (1 yuan = Rp2.249) pada Januari hingga November 2024.
"Teh Liubao memiliki rasa yang berbeda berdasarkan umurnya. Kami mencicipi teh baru yang diperam 1-3 tahun, teh dengan pemeraman menengah selama 5 tahun, dan teh yang diperam lebih dari 10 tahun. Saya merasa bahwa semakin lama masa pemeramannya, semakin pekat warna dan semakin kuat rasa tehnya," ujarnya, yang mendapatkan pemahaman baru tentang teh Liubao melalui pengalamannya.Saat ini, teh Liubao sangat populer baik di dalam maupun di luar China. Data menunjukkan volume dan nilai produksi teh Liubao di Wuzhou meningkat dua kali lipat dari 2019 hingga 2023, dengan lebih banyak perusahaan teh yang berdiri di sana sambil mengincar potensi pasar internasional yang sangat besar.Di Cangwu Liubao Tea Industry Co., Ltd, lini produksi beroperasi dengan kapasitas penuh, dengan daun teh yang menjalani proses seperti pelayuan, penggulungan, dan pengeringan sebelum dikemas dengan rapi untuk disimpan.
Jiang Zhaohui, perwakilan perusahaan, mengungkapkan, "Kami menggunakan teknik pengelolaan hama terpadu yang ramah lingkungan untuk meningkatkan kualitas ekspor teh Liubao, dengan produk kami menjangkau pasar di Prancis, Jepang, dan lainnya."
"Teh telah menjadi salah satu simbol khas China. Saya berencana kembali ke Wuzhou untuk menikmati cita rasa unik dari teh Liubao dan terus mengeksplorasi warisan budayanya," ungkap Neslihan.
Dirinya juga berharap teh Liubao dapat menyebar ke berbagai penjuru dunia, sehingga lebih banyak orang di seluruh dunia dapat menikmati harumnya warisan budaya takbenda China ini.
Pewarta: Xinhua
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025