Nilai Perdagangan RI-Korea Selatan Tembus USD 18,3 Miliar per November 2024
Kementerian Perdagangan mengklaim tren investasi Korsel di RI meningkat, khususnya di sektor manufaktur, ekonomi digital, dan energi terbarukan.
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan () mencatat total antara Indonesia dan Korea Selatan sepanjang Januari-November 2024 mencapai US$ 18,3 miliar. Hal itu diungkap oleh Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Fajarini Puntodewi saat memberi sambutan di acara Forum Bisnis dan Bisnis Matching Indonesia-Korea Selatan, pada Senin, 20 Januari, 2025 di Jakarta.
Angka itu lebih rendah dari total nilai perdagangan kedua negara sebesar US$ 20,8 miliar pada tahun 2023. Di tahun tersebut, Fajarini mengklaim nilai proyek korea di Tanah Air meningkat secara signifikan di sektor manufaktur, ekonomi digital, dan energi terbarukan.
Sebagai gambaran, Korea Selatan menempati posisi ketujuh sebagai negara asal investor terbesar bagi Indonesia pada 2023 dan 2024. Sepanjang Januari hingga September 2024, nilai investasi Korsel ke Indonesia sudah mendekati US$ 2,4 miliar (sekitar Rp38,1 triliun). Jumlah itu lebih sedikit dibanding investasi pada 2023 yang mencapai US$ 2,5 miliar atau sekitar Rp 39,7 triliun.
Dengan volume perdagangan US$ 18,3 miliar dalam 11 bulan di 2024, Fajarini menilai Negeri Gingseng itu merupakan salah satu mitra ekonomi terpenting di Asia Timur. Dia pun ingin memperluas perdagangan dan melakukan diversifikasi bidang kerja sama dengan Korea Selatan.
"Kami menantikan peningkatan kerja sama di bidang seperti pengembangan infrastruktur, pangan, kendaraan listrik, pertanian, dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia," ujarnya.
Peningkatan kerja sama itu salah satunya lewat business matching hasil kolaborasi ASEAN Korea Center (AKC) bersama Korean Importers Association (Koima) dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Korea.
Indonesia mengirim pewakilan 60 peserta yang akan mencari mitra kerja dengan 11 pelaku usaha dari Korea Selatan. Kegiatan itu bertujuan untuk mendukung perluasan pasar ekspor terutama sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Selanjutnya, kata Fajarini, dengan adanya perjanjian perdagangan bebas ASEAN-Korea Selatan, kedua negara berpeluang untuk memperkuat sinergi kerja sama yang telah terjalin bertahun-tahun.
Mitra Tarigan berkontribusi pada penulisan artikel ini.