Pakar: RI perlu utamakan stabilitas dalam hubungan dengan AS
Pakar hubungan internasional Teuku Rezasyah menilai Indonesia perlu mengutamakan stabilitas di dalam negeri dalam ...
..lewat joint communique yang tanggal 9 November itu, itu mengkhawatirkan Amerika Serikat.
Jakarta (ANTARA) - Pakar hubungan internasional Teuku Rezasyah menilai Indonesia perlu mengutamakan stabilitas di dalam negeri dalam hubungan kerja samanya dengan Amerika Serikat (AS) di masa mendatang.
"Jadi, tampaknya kita tetap harus berpikir setidaknya 'we play by the book', dengan mengedepankan good governance, good corporate governance, kemudian stabilitas dalam negeri," kata Rezasyah kepada ANTARA melalui sambungan telepon pada Senin.
Upaya untuk memprioritaskan stabilitas dalam negeri itu, kata dia, dapat dilakukan salah satunya dengan menyampaikan kepada AS tentang tujuan Indonesia bergabung dengan BRICS, menyusul keanggotaan baru di organisasi kerja sama ekonomi tersebut.
Komunikasi tersebut, menurutnya, perlu dilakukan untuk menegaskan bahwa bergabungnya Indonesia di BRICS adalah untuk kepentingan nasional, bukan untuk memusuhi siapa pun dan tidak untuk memperkuat siapa pun.
Dalam hubungan ekonomi, Rezasyah menilai Indonesia perlu lebih banyak lagi melakukan perjanjian-perjanjian khusus, mengingat AS tidak termasuk lima besar investor bagi Indonesia.
Peningkatan kerja sama ekonomi tersebut dapat dilakukan di sektor ekspor-impor, investasi perbankan, jasa, konstruksi, dan pertambangan.
"Itu harus diulangi lagi, harus dijaminkan lagi, dipertemukan lagi dia dan aktor-aktor nasional yang ada selama ini. Sehingga terasa Indonesia ini walaupun berganti presiden, tapi tetap mengedepankan keterbukaan dan juga taat pada hukum internasional," kata Rezasyah.
Kemudian, untuk kerja sama keamanan terkait Laut China Selatan, Rezasyah menggarisbawahi perlunya dialog bilateral antara kedua negara karena ada kekhawatiran AS atas kecenderungan Indonesia terhadap China dibandingkan ke negara tersebut.
"Karena lewat joint communique yang tanggal 9 November itu, itu mengkhawatirkan Amerika Serikat. Untuk itu, perlu berbicara lagi, dijelaskan sehingga dia tidak punya image yang salah seperti itu," katanya.
Untuk itu, Rezasyah menilai perlu ada komunikasi yang lebih mendalam di tingkat teknis sehingga dapat dipahami secara utuh.
Baca juga:
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: Katriana
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025