Pasar respons positif jelang pelantikan Trump, namun agak spekulatif

Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong menilai pasar memberi respons positif menjelang pelantikan Presiden ...

Pasar respons positif jelang pelantikan Trump, namun agak spekulatif

Jakarta (ANTARA) - Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong menilai pasar memberi respons positif menjelang pelantikan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump, tetapi agak spekulatif.

“Investor saat ini meyakini Trump akan lebih lunak pada China, namun untuk hal lain seperti Greenland, Kanal/Terusan Panama, perang Ukraina, masih belum jelas,” ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Senin.

Salah satu sikap yang menunjukkan pelunakan sikap Trump terhadap China terkait jaminan yang diberikan olehnya pemulihan setelah sempat platform tersebut dilarang Pemerintah AS.

Manajemen TikTok menganggap sikap Trump sebagai langkah tegas untuk mendukung Amandemen Pertama (menjamin hak-hak asasi manusia warga AS) dan melawan sensor sewenang-wenang. Platform ini juga berjanji untuk bekerja sama dengan pemerintahan Trump dalam mencari solusi jangka panjang yang menjaga keberadaan TikTok di AS.

“Trump mengatakan akan mencabut larangan TikTok, dan pembicaraan dengan Xi (Presiden China Xi Jinping) yang berjalan sangat bagus,” ucap dia.

Perang dagang antara AS dengan China juga diharapkan oleh investor tidak terjadi, tetapi belum ada kepastian terkait hal tersebut.

Baca juga:

Di sisi lain, rencana Trump untuk mencaplok Greenland dan Kanal Panama, serta menghentikan perang antara Rusia dengan Ukraina dianggap belum jelas.

“Tidak jelas apakah Trump masih tetap akan mencaplok Greenland dan kanal Panama. Demikian juga janjinya menghentikan perang di Ukraina,” kata Lukman.

Seperti diketahui, Trump mengungkit lagi keinginan supaya AS menguasai Greenland yang saat ini menjadi bagian Denmark dengan menyebutnya sebagai "kebutuhan absolut”.

Pernyataan Trump mengulang apa yang terjadi dan sempat diwartakan media dunia pada 2019, kala dia mengaku sedang mempertimbangkan "membeli" Greenland. Trump saat itu mengaku bahwa ia tertarik terhadap isu Greenland "secara strategis”.

Merespons pernyataan Trump kala itu, otoritas Greenland menegaskan bahwa pulau terbesar sedunia tersebut tidak dijual.

Denmark pun menyebut usulan Trump untuk membeli Greenland sebagai hal yang sangat absurd, meski berharap bahwa pernyataan tersebut sekadar bercanda.

Greenland dikelola sebagai koloni Denmark hingga tahun 1953. Meski tetap menjadi bagian Denmark, Greenland mendapat otonomi luas sejak 2009, sehingga bisa membentuk pemerintahan sendiri dan membuat kebijakan domestik secara mandiri.

Mengenai Terusan Panama, ia menekankan bahwa wilayah tersebut sangat penting bagi perdagangan AS dan mobilisasi cepat angkatan laut AS di Samudra Atlantik dan Pasifik.

Trump mengklaim bahwa ia tengah berunding dengan otoritas Panama mengenai pembelian Terusan Panama.

Presiden terpilih AS itu menuduh Panama mengenakan tarif yang mahal pada kapal-kapal Angkatan Laut AS dan melanggar "setiap poin kesepakatan" dengan Washington setelah mengambil alih kendali terusan tersebut.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Panama Javier Martinez-Acha Zasquez membantah klaim Trump. Ia menegaskan bahwa pemerintah Panama tidak pernah melakukan kontak, baik formal maupun informal, dengan presiden terpilih atau timnya. Berdasarkan perjanjian tahun 1977, telah disepakati bahwa Terusan Panama sepenuhnya dimiliki oleh Panama dan kedaulatan negara tersebut tak dapat dinegosiasikan.

Terkait persoalan Ukraina, Trump kemungkinan bakal melakukan pembicaraan telepon dalam beberapa hari atau pekan ke depan sebagaimana disampaikan Mike Waltz selaku Penasihat Keamanan Nasional yang ditunjuk oleh Presiden AS terpilih.

Belum ada kepastian tentang kapan pembicaraan itu akan dilakukan, tetapi Waltz mengatakan bahwa pihaknya sedang mengupayakan hal itu terjadi.

Baca juga:

Baca juga:

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025