Roadshow Zaman Gelap Blitar: Konsolidasi Bangun Gerakan Oposisi Rezim Prabowo

Roadshow Zaman Gelap Blitar: Konsolidasi Bangun Gerakan Oposisi Rezim Prabowo. ????Roadshow Zaman Gelap mampir di Kota Blitar. Agenda yang dimotori oleh Social Movement Institut (SMI) itu singgah di Bumi Bung Karno untuk berkonsolidasi. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp

Roadshow Zaman Gelap Blitar: Konsolidasi Bangun Gerakan Oposisi Rezim Prabowo

Blitar (beritajatim.com) – Roadshow Zaman Gelap mampir di Kota Blitar. Agenda yang dimotori oleh Social Movement Institut (SMI) itu singgah di Bumi Bung Karno untuk berkonsolidasi dengan puluhan mahasiswa.

Roadshow zaman gelap ini merupakan upaya untuk menyatukan visi dari para mahasiswa untuk tetap kritis di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Sekitar 50 mahasiswa yang hadir pun diajak untuk tidak takut mengungkapkan kritiknya pemerintahan saat ini.

“23 tahun adalah usia paling keren dan radikal yang dimiliki oleh pemuda. Tokoh-tokoh besar termasuk Bung Karno menulis ide revolusionernya pada usia tersebut,” Koordinator SMI, Eko Prasetyo, bertempat di Kopi Patria, Kota Blitar.

Dengan mengusung tema “Potensi Situasi Nasional Pada Rezim Prabowo: Membangun Narasi dan Gerakan Oposisi”, SMI turut mengajak kolaborasi berbagai macam organisasi kepemudaan. Mulai dari Perpustakaan Jalanan, hingga yang tergabung dalam Cipayung Blitar.

Acara yang dihadiri lebih dari 50 pemuda dari Blitar dan sekitarnya itu dipantik oleh beberapa tokoh aktivis dan organisasi, di antaranya Thoha Ma’ruf (PMII), Vita Nerizza (GMNI), Sam Oemar (Komite Politik Kediri), dan Eko Prasetyo (SMI).

Eko Prasetyo menyebut, bahwa kritik masyarakat mulai menurun karena merasa tidak memiliki harapan lagi. Maka dari itu, diperlukan forum konsolidasi. Selain untuk saling bertukar rasa dan menguatkan, juga untuk merumuskan ide-ide alternatif pembanding ide pemerintahan.

“Ide dan gagasan pemerintah hari ini hanya membuat kita tertindas. Kita dibungkam lewat konsesi tambang. Mulai dari kampus, organisasi kemasyarakatan, dan lain sebagainya,” kata Eko.

Ia juga menjelaskan bahwa keputusan pemerintah hari ini tidak lagi memihak pada rakyat. Kebijakan yang diputuskan cenderung mengarah pada kapitalisasi. Maka dari itu para mahasiswa diajak untuk terus bersuara di era ini.

“Semua telah dibeli oleh oligarki, bahkan laut pun hendak di kaplingi,” ujar pria berusia 53 tahun tersebut.

Hal senada juga disampaikan oleh Komite Politik Kediri, Sam Oemar. Ia menjelaskan bahwa konsolidasi ini bertujuan untuk menumbuhkan lagi harapan bahwa kondisi politik negara kita masih layak dan dapat diperjuangkan.

“Kita berasal dari kelompok yang sama, rentan dan tak berdaya. Namun jika kita bersama-sama, tentu kekuatan kita akan semakin besar dan harapan akan kembali tumbuh,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Eko Prasetyo berharap bahwa pemuda Blitar bisa mewarisi semangat Sukarno. Mengingat bahwa tokoh proklamator tersebut bersemayam di kota ini.

“Sudah saatnya kita mewarisi api dari Bung Karno, sudah saatnya patung-patung itu kembali bangkit, bergerak, bahkan melawan,” tegas Eko.

Sebagai penutup, ia mengutip kata-kata dari seorang pepatah. “Kau boleh bakar kebun bunga, tapi kau tidak bisa menghambat musim semi datang, hari ini saya melihat musim semi itu hadir di Kota Blitar,” tutupnya.

Roadshow zaman gelap ini digelar di berbagai kota seperti Nganjuk, Kediri, Madiun, Madura, Blitar serta Jakarta serta beberapa kota di Jawa Barat dan Jawa Tengah. [owi/beq]