Wall Street Melonjak Berkat Optimisme Artificial intelligence dan Era Baru Trump
Indeks bursa Wall Street di Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan hari Rabu (22/1) dengan S&P 500 mencatat rekor tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH).
Indeks bursa Wall Street di Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan hari Rabu (22/1) dengan S&P 500 mencatat rekor tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH). Kenaikan tersebut didorong oleh melonjaknya saham teknologi, seperti Oracle dan Nvidia.
Adapun kondisi tersebut terjadi usai Presiden Donald Trump mendeklarasikan akan banyak menggunakan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) di masa jabatan barunya.
S&P 500 naik 0,61% dan sempat mencapai rekor intraday di level 6.100,81, melewati pencapaian sebelumnya pada Desember 2024 lalu sebelum pasar akhirnya anjlok. Namun, indeks ini ditutup sedikit lebih rendah di 6.086,37, di bawah penutupan tertinggi sepanjang masa.
Nasdaq Composite meningkat 1,28% ke posisi 20.009,34 dan Dow Jones Industrial Average menguat 130,92 poin atau 0,3% menjadi 44.156,73, didorong oleh lonjakan 2% saham Procter & Gamble berkat laporan keuangan yang solid.
Kenaikan saham-saham didukung oleh laporan pendapatan yang positif, termasuk Netflix yang melonjak lebih dari 9%. Perusahaan ini berhasil melampaui 300 juta pelanggan berbayar, dengan laba dan pendapatan kuartal keempat melampaui perkiraan analis. Pencapaian tersebut juga didukung oleh popularitas serial Squid Game dan acara olahraga langsung, seperti pertandingan tinju antara Jake Paul dan Mike Tyson.
Di samping itu saham Oracle melonjak lebih dari 6% dan Nvidia naik lebih dari 4% karena investor terus mendukung perdagangan berbasis kecerdasan buatan (AI) setelah pengumuman terbaru dari Gedung Putih. Presiden Trump pada Selasa (21/2) mengumumkan proyek bersama bernama Stargate. Proyek tersebut melibatkan OpenAI, Oracle, dan Softbank, dengan komitmen investasi sekitar US$500 miliar untuk mengembangkan infrastruktur AI di Amerika Serikat.
Kepala Investasi Truist, Keith Lerner, mengatakan, kombinasi faktor seperti kuatnya ekonomi AS, meredanya inflasi, stabilnya suku bunga, awal yang positif untuk musim laporan keuangan, dan berkurangnya fokus tarif oleh Presiden Trump telah menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi pasar.
Ia juga menambahkan sektor teknologi kembali memimpin pasar berkat proyek Stargate. Hal itu menunjukkan bagaimana kecerdasan buatan memiliki daya tarik jangka panjang dan bisa membawa perubahan besar.
“Hari ini kembali mengingatkan kami bahwa kecerdasan buatan dan teknologi adalah tema utama dalam pasar bullish ini,” ujar Lerner dikutip CNBC, Kamis (23/1).
Kembalinya Pasar
Di samping itu, S&P 500 yang mencapai level tertinggi sepanjang masa menandai kebangkitan investor dari lesunya Wall Street yang terjadi pada akhir 2024. Meskipun indeks utama mencatat kenaikan 23% sepanjang tahun lalu, S&P 500 sempat turun 2,5% pada Desember karena kekhawatiran investor bahwa Federal Reserve mungkin tidak menurunkan suku bunga sebanyak yang diharapkan.
Penurunan tersebut sempat memengaruhi beberapa sesi perdagangan awal 2025. Namun data inflasi mulai mereda secara moderat sehingga membantu pasar kembali menguat.
Optimisme terhadap agenda Trump, yang baru saja kembali menjabat sebagai Presiden AS minggu ini, juga ikut mendongkrak pasar. Investor berharap ada pelonggaran regulasi dan pemotongan pajak perusahaan yang diusulkan dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.
Sejak awal tahun, S&P 500 telah melonjak 3,5%, sementara Dow Jones dan Nasdaq juga mencatat kenaikan lebih dari 3%.