Bank Mandiri targetkan percepatan investasi di 5 sektor lewat MIF 2025
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (kode saham: BMRI) menargetkan, percepatan investasi di lima sektor utama lewat Mandiri ...
![Bank Mandiri targetkan percepatan investasi di 5 sektor lewat MIF 2025](https://img.antaranews.com/cache/1200x800/2025/02/11/WhatsApp-Image-2025-02-11-at-13.51.25_486b8e96.jpg)
kami menargetkan percepatan investasi di lima sektor utama yang selaras dengan prioritas pemerintah, yaitu mineral mining & downstreaming, minyak & gas, manufaktur, energi terbarukan serta konstruksi dan infrastruktur
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (kode saham: BMRI) menargetkan, percepatan investasi di lima sektor utama lewat Mandiri Investment Forum (MIF) 2025.
Lima sektor tersebut di antaranya pertambangan mineral dan hilirisasi, minyak dan gas (migas), manufaktur, energi terbarukan serta infrastruktur.
“Melalui sesi Business Matching ini, kami menargetkan percepatan investasi di lima sektor utama yang selaras dengan prioritas pemerintah, yaitu mineral mining & downstreaming, minyak & gas, manufaktur, energi terbarukan serta konstruksi dan infrastruktur dari 44 perusahaan dalam negeri dan luar negeri,” ujar Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Eka Fitria saat konferensi pers Mandiri Investment Forum 2025 di Jakarta, Selasa.
Sebagaimana diketahui, Bank Mandiri kembali menggelar Mandiri Investment Forum (MIF) 2025 yang telah memasuki tahun ke-14 penyelenggaraannya.
Tahun ini, MIF mengangkat tema “Nourishing Future Growth”, menyoroti strategi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah dinamika global serta peluang investasi yang semakin berkembang.
MIF tahun ini menghadirkan lebih dari 22.000 peserta, termasuk 700 lebih investor asing dari berbagai negara.
Dalam sesi Macro Day yang berlangsung hari ini, Eka menjelaskan, perseroan turut mendukung inisiatif pemerintah dalam meningkatkan iklim investasi melalui berbagai program strategis.
Ia menambahkan, komitmen Bank Mandiri dalam membangun iklim investasi yang kondusif di Indonesia juga telah direalisasikan antara lain melalui kantor luar negeri (KLN) Bank Mandiri.
Saat ini terdapat lima kantor luar negeri Bank Mandiri yang berada di Singapura, Hong Kong, Shanghai (China), Cayman Island, Dili (Timor Leste), dan dua kantor perusahaan anak di Kuala Lumpur (Malaysia) dan London (Inggris).
Keberadaan KLN Bank Mandiri telah berhasil melayani lebih dari 100 ribu nasabah korporasi dan ritel dengan beragam layanan keuangan untuk mendukung bisnis nasabah. Tak hanya memfasilitasi kepentingan korporasi Indonesia di luar negeri, kehadiran KLN Bank Mandiri ini juga berperan untuk menjembatani kebutuhan korporasi global yang telah ataupun akan berbisnis di Indonesia.
“Bank Mandiri memiliki jaringan luas dengan institusi keuangan, dengan lebih dari 900 bank Koresponden di 35 negara. Jaringan ini memperkuat posisi kami di pasar global dan mendukung pertumbuhan bisnis,” paparnya.
Sementara, Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana mengatakan penyelenggaraan MIF tahun ini bertepatan dengan awal masa pemerintahan baru Presiden Prabowo dengan program-program nasional yang strategis seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan pengadaan 3 juta rumah murah, yang baru berjalan.
Pada kesempatan ini, Mandiri Sekuritas turut menyelenggarakan Site Visit atau kunjungan para investor ke perusahaan serta lokasi pusat dapur umum MBG dan perumahan murah, serta Corporate Day yang mempertemukan perusahaan terbuka (Tbk) dengan para calon investor dalam format one-on-one atau small group meetings.
Kedua agenda ini, berhasil menghadirkan 400 investor dengan sebanyak 40 persen di antaranya merupakan investor asing dari berbagai negara seperti Hong Kong, Singapura, Malaysia, Thailand, Amerika Serikat (AS), Inggris Raya, Jerman, Norwegia, Uni Emirat Arab dan Australia.
Adapun, total dana kelolaan para investor yang hadir pada MIF 2025 ini mencapai 18,65 triliun dolar AS, jauh lebih tinggi dari dana dana kelolaan investor pada MIF tahun lalu sebesar 14 triliun dolar AS.
Lebih lanjut, dari sisi makroekonomi, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menilai Indonesia berada dalam posisi yang relatif kuat di tengah perlambatan ekonomi global.
"Momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia masih solid, didukung oleh kebijakan fiskal yang ekspansif, stabilitas inflasi, serta kinerja ekspor yang tetap positif di beberapa sektor unggulan. Kami juga melihat potensi perbaikan investasi seiring dengan tren pemangkasan suku bunga global," kata Andry.
Dirinya menjelaskan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral di berbagai negara dapat menjadi katalis bagi peningkatan aliran modal ke Indonesia. Namun, tantangan dari volatilitas pasar global tetap perlu diantisipasi.
Terlepas dari tantangan global, ekonomi Indonesia tetap menunjukkan ketahanan yang kuat. Pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2024 tercatat sebesar 5,03 persen, tetap kompetitif dibandingkan negara-negara berkembang lainnya.
Tren investasi juga terus meningkat dengan pertumbuhan Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 4,61 persen, tertinggi dalam enam tahun terakhir, yang mencerminkan optimisme investor terhadap fundamental ekonomi Indonesia.
“Dengan berbagai indikator positif ini, Indonesia siap memasuki fase pertumbuhan yang lebih kuat dan berkelanjutan di tahun-tahun mendatang,” terang Andry.
Baca juga:
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025