BI ungkap sejumlah faktor pendukung kuatnya ekonomi AS
Bank Indonesia (BI) mengungkap beberapa faktor pendukung masih menguatnya ekonomi Amerika Serikat (AS) di tengah ...
![BI ungkap sejumlah faktor pendukung kuatnya ekonomi AS](https://img.antaranews.com/cache/1200x800/2025/02/07/WhatsApp-Image-2025-02-07-at-15.53.16.jpeg)
Banda Aceh (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mengungkap beberapa faktor pendukung masih menguatnya ekonomi Amerika Serikat (AS) di tengah negara-negara maju lainnya yang masih belum tumbuh begitu kuat seperti negara-negara di kawasan Eropa.
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi & Moneter (DKEM) BI Juli Budi Winantya menyebutkan bahwa stimulus fiskal yang meningkatkan permintaan (demand) domestik AS menjadi salah satu faktor pendorong tersebut.
“Dari sisi demand-nya, dari masyarakat yang menengah-bawah ini ditopang oleh stimulus fiskal. Jadi, ada insentif fiskal dari pemerintah yang ini mendorong konsumsi masyarakat menengah-bawah,” kata Juli dalam acara pelatihan wartawan BI di Banda Aceh, Jumat.
Ia menambahkan, masyarakat kelas menengah-atas di AS juga mendapatkan dorongan daya beli yang lebih baik, yang datang dari wealth effect sehingga konsumsi kelompok masyarakat ini menjadi lebih kuat.
Pada sisi yang lain, terdapat peningkatan investasi di bidang teknologi yang turut mendorong produktivitas. Joko menyebutkan bahwa belanja investasi AS, terutama pada teknologi tinggi dan teknologi terkait dengan kecerdasan buatan (AI), jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain seperti negara di kawasan Eropa, Jepang, hingga Korea Selatan.
“Ketiga hal tadi, dorongan dari sisi konsumsi menengah-bawah dan konsumsi menengah atas, serta dari sisi supply ada peningkatan produktivitas sehingga ekonomi Amerika ini masih tumbuh cukup kuat,” kata dia.
Ia juga menggarisbawahi kebijakan-kebijakan di bawah administrasi pemerintahan Amerika Serikat yang baru, seperti pemberlakuan tarif dagang yang akan membuat inflasi di negara tersebut menjadi lebih tinggi.
Selain itu terdapat kebijakan pemotongan pajak yang akan berimplikasi pada peningkatan inflasi yang di sisi lain sekaligus peningkatan defisit fiskal yang akan berpengaruh terhadap kenaikan imbal hasil atau yield US Treasury jangka pendek maupun jangka panjang.
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025