BMKG Perkirakan Hujan Ekstrem Meningkat dalam 7 Hari Mendatang

Cuaca hujan ekstrem dipengaruhi oleh lima faktor selama sepekan ke depan.

BMKG Perkirakan Hujan Ekstrem Meningkat dalam 7 Hari Mendatang

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika () memperkirakan potensi meningkat dalam tujuh hari ke depan. Kondisi ini dipengaruhi oleh dinamika atmosfer, , hingga bibit siklon.

“Beberapa fenomena dinamika atmosfer yang menjadi pemicu, di antaranya Siklon Tropis Taliah, Bibit Siklon Tropis 92W, Monsun Asia, Seruakan Angin, Gelombang Ekuatorial Rossby dan Kelvin,” tulis BMKG melalui Instagram resminya @infobmkg, Kamis, 6 Februari 2025.

Menurut analisis BMKG, Siklon Tropis Taliah masih berada di Samudra Hindia bagian selatan Banten yang tetap aktif selama 72 jam ke depan. Kecepatan angin maksimal yang dihasilkan sekitar 50 knot dengan tekanan minimum 982 hidropaskal (hPa). Namun, pergerakannya cenderung ke barat hingga barat daya menjauhi wilayah Indonesia.

Kemudian Bibit Siklon Tropis 92W juga masih ada di Samudra Pasifik barat sebelah utara Papua. Kecepatan angin maksimum terpantau sekitar 15 knot dengan tekanan minimum 1003.6 hPa. “Bibit Siklon Tropis 92 W menjadi siklon tropis dalam 24 hingga 27 jam ke depan dalam kategori rendah,” tulis BMKG.

Angin Monsun Asia juga menjadi penyebab ketiga potensi hujan ekstrem. Angin ini membawa massa udara dingin dari Siberia melewati Indonesia dan meningkatkan potensi pembentukan awan hujan.

Lalu ada seruakan dingin atau cold surge yang turut memperkuat aktivitas Angin Monsun Asia. Seruakan ini juga sama-sama mendukung pembentukan awan dan meningkatkan intensitas hujan.

Terakhir, Gelombang Ekuatorial Rossby dan Kelvin juga terpantau masih eksis. “Diperkirakan tetap aktif hingga sepekan ke depan,” tulis BMKG.

BMKG memperingatkan bahwa hujan sedang hingga lebat berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Indonesia. Situasi cuaca ekstrem bisa mengakibatkan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor.

Wilayah yang berpotensi hujan sedang hingga lebat disertai angin kencang dan petir adalah Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa tengah, Jawa Timur. Selain itu kemungkinan terjadi di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Pegunungan serta wilayah pesisir selatan Banten hingga Jawa Timur.

Lalu wilayah perairan juga berpotensi terjadi gelombang tinggi 1,25 hingga 6 meter di sejumlah titik. Area perairan dengan gelombang tinggi berpotensi terjadi di Samudra Hindia barat Aceh hingga barat Bengkulu, Samudra Hindia selatan Jawa Tengah hingga selatan NTT, Laut Natuna Utara, Laut Maluku dan Laut Arafuru.

Area perairan dengan gelombang sangat tinggi berpotensi terjadi di Samudra Hindia barat daya Lampung hingga selatan Jawa Barat.