Bukan Dibunuh Hamas, Tentara Israel Brigade Golani Tewas Akibat Badai Ekstrem: Crane Militer Runtuh
Tentara Israel tewas usai kejatuhan Crane Militer akibat cuaca buruk badai di Gaza. Mereka tewas bukan karena dibunuh Hamas.
TRIBUNNEWS.COM - Tentara zionis tewas usai kejatuhan crane militer di , Palestina, kabar ini diumumkan Kamis pagi (6/2/2025).
Zionis ini tewas bukan karena dibunuh , namun karena dampak cuaca ekstrem badai yang menerjang .
Dilaporkan dua tentara tewas, dan delapan lainnya terluka ketika sebuah crane militer runtuh semalam di zona penyangga yang dideklarasikan di .
Berkut identitas tentara yang tewas:
- Sersan Kelas Satu (res.) Nadav Cohen (21) dari Beit Hanan
- Staf Sersan. Nachman Refael Ben Ami (20), dari Eilat.
Menurut media , keduanya adalah anggota Batalyon 51st .
Dari delapan yang terluka, satu tetap dalam kondisi luka serius, mengutip Palestine Chronicle.
Sementara yang lain menderita cedera sedang hingga ringan.
The Times of melaporkan bahwa insiden itu terjadi sekitar tengah malam di posisi militer di dekat perbatasan -Gaza.
Menurut penyelidikan awal militer Israel, angin kencang dari badai yang menyapu seluruh wilayah menyebabkan crane yang digunakan untuk operasi pengawasan seluler jatuh.
Baca juga:
Saat jatuh, crane itu menabrak pos militer yang dibentengi, mendarat di sebuah tenda tempat tentara zionis ditempatkan.
Derek itu telah menahan sebuah platform yang berisi peralatan dan antena pengawasan, yang digunakan militer selama perangnya di untuk memberikan pengamatan bagi pasukan daratnya.
Keruntuhan tidak hanya menyebabkan korban tetapi juga merusak infrastruktur militer di zona penyangga .
Menanggapi insiden itu, militer telah meluncurkan penyelidikan, dengan media Ibrani mempertanyakan mengapa crane belum diamankan atau diturunkan meskipun ada peringatan cuaca ekstrem.
Menurut laporan awal, tentara gagal mengambil tindakan pencegahan yang tepat, memungkinkan angin kencang yang potensi mengacaukan peralatan.
Militer kini telah memerintahkan penangguhan semua platform crane serupa yang digunakan di , menandakan kekhawatiran atas penyimpangan keselamatan dan kegagalan operasional.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)