Cerita Sopir Taksi Xanh SM: Sistem Bagi Hasil hingga Orderan Masih Sepi

Sopir taksi Xanh SM menceritakan sistem komisi untuk pengemudi lebih menguntungkan, hanya saja masih belum banyak pesanan.

Cerita Sopir Taksi Xanh SM: Sistem Bagi Hasil hingga Orderan Masih Sepi

GOOTO.COM, Jakarta - Perusahaan taksi asal Vietnam, Xanh SM telah beroperasi di Indonesia sejak akhir tahun lalu. Meski sudah terlihat beberapa armadanya yang berseliweran di wilayah Jakarta, namun pengguna layanan taksi pesaing Bluebird ini masih belum banyak.

Iklan

Saat Gooto menjajal layanan taksi Xanh SM di Jakarta, kami sempat berbincang dengan salah satu sopir dari taksi asal Vietnam ini. Dia menuturkan bahwa sistem komisi untuk pengemudi lebih menguntungkan, hanya saja masih belum banyak pesanan yang didapatnya.

"Belum begitu banyak (pesanan), karena masih baru. Sehari paling 5 sampai 6 orderan, paling kalau kecil-kecil (argonya), bisa delapan lah," kata sopir tersebut kepada Gooto.

Faktor lain yang memengaruhi masih sedikitnya pengguna layanan taksi Xanh SM ini adalah layanannya yang masih terbatas di Jakarta. Sopir taksi tersebut mengatakan pernah mengantar penumpang hingga Tangerang, namun sulit untuk mendapatkan orderan di lokasi tujuannya tersebut.

"Paling jauh saya antar ke Tangerang, cuma dari Tangerangnya enggak bisa dapat orderan, karena belum buka (layanannya) di sana. Kalau antar bisa, tapi kalau ambil sewa enggak bisa, kecuali melambai (panggil langsung di lokasi). Kalau melambai bisa, di sini ada argonya, cuma harganya agak mahal," ucapnya.

Untuk diketahui, Xanh SM menetapkan tarif argo taksinya untuk satu kilometer pertama sebesar Rp 9.600. Kemudian, untuk kilometer berikutnya dikenakan tarif sebesar Rp 5.800.

Tarif tersebut sebenarnya lebih murah bila dibandingkan dengan tarif taksi listrik milik Bluebird, yang mengenakan argo awal sebesar Rp 10.000. Sementara, untuk kilometernya dikenakan tarif 6.300.

Mengapa kami bandingkan tarif Xanh SM ini dengan taksi listrik Bluebird? Sebab, armada yang digunakan Xanh SM ini adalah mobil listrik VinFast VF e34.

Xanh SM sendiri menargetkan pengoperasian 1.000 armada dalam tahap awal ekspansi layanan taksinya di Indonesia dan akan bertambah seiring dengan meningkatnya permintaan. Namun, sopir yang kami tanyakan ini mengatakan bahwa saat ini baru ada sekitar 400 armada yang beroperasi di wilayah Jakarta.

"Sekarang baru 400 kalau enggak salah armadanya yang sudah jalan, yang 600 masih pengurusan surat-surat. Nanti kalau makin banyak yang beroperasi, pasti langsung dibuka layanan di kota lain," ucap sang sopir.

Menariknya, sopir yang kami wawancarai ini mengaku pernah bekerja sebagai sopir di perusahaan taksi kompetitor Xanh SM. Dia membeberkan alasannya beralih ke Xanh SM sebagai sopir taksi.

"Sebelumnya saya di taksi sebelah. Saya pindah karena di sebelah itu sistemnya setoran, kalau di sini bagi hasil. Jadi setiap orderan di bagi hasil, misal dapat 100 ribu ongkosnya, 45 ribu buat kita (driver), 55 ribu untuk perusahaan, jadi jelas," ujar dia.

"Kalau argo di atas 500 ribu, itu di bagi dua, fifty-fifty, cuma listrik (ngecas) dari kita. Itu listrik seharian habis Rp 80 ribu, sekitar 280 kilometer, lebih murah dari bensin," katanya menambahkan.

Dalam sehari, sopir tersebut mengaku bisa mengantongi uang sekitar Rp 150 ribu, bergantung dari ramai atau tidaknya pesanan terhadap taksi Xanh SM.