Endus Rencana Licik Barat, Rusia Tegas Tolak Gencatan Senjata Sementara dengan Ukraina

Rusia menolak mentah-mentah gencatan senjata sementara dengan Ukraina karena menuding Barat punya rencana tertentu di balik gencatan itu.

Endus Rencana Licik Barat, Rusia Tegas Tolak Gencatan Senjata Sementara dengan Ukraina

TRIBUNNEWS.COM – menolak mentah-mentah sementara dengan demi menghentikan perang yang sudah berlangsung tiga tahun itu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova menuding Barat punya rencana di balik sementara.

Menurut dia, hanya akan dimanfaatkan Barat untuk menguatkan sampai perang kembali meletus.

Zakharova menegaskan hanya menginginkan solusi final yang bisa menyudahi perang -Ukraina.

“Gencatan senjata sementara, atau membekukan konflik seperti yang dikatakan banyak orang, tidak bisa diterima,” kata Zhakarova hari Kamis, (6/2/2025), dikutip dari Russia Today.

“Kita memerlukan kesepakatan yang mengikat secara hukum dan bisa diandalkan, dan mekanisme yang akan menjamin bahwa krisis ini tidak akan berulang.”

“Gencatan sementara akan dimanfaatkan Barat, Barat secara bersama-sama atau perwakilan, individual, untuk menguatkan potensi militer rezim Kiev dan tentu saja balas dendam dengan senjata.”

Dia kemudian menyinggung AS di bawah Presiden Donald Trump yang berulang kali berjanji akan mengakhiri konflik -Ukraina.

Menurut dia, segalanya bergantung pada aksi spesifik dan rencana pemerintahan Trump. Zakharova menyebut tidak ada kejelasan mengenai langkah yang sedang diambil.

Awal minggu ini juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengklaim kontak antara dan AS makin sering terjadi sesudah Trump berkuasa lagi.

Peskov mengatakan ada beberapa kontak di antara kementerian tertentu, tetapi dia tidak menjelaskan lebih lanjut.

Baca juga:

Trump juga mengonfirmasi bahwa ada pembicaraan dengan pemerintah AS. Dia juga menegaskan kembali keinginan AS untuk mengakhiri perang di .

Sementara itu, sudah berulang kali mengaku bersedia menyelesaikan perang melalui diplomasi. Namun, perundingan dengan harus didasarkan pada “kenyataan di lapangan”.

“Langkah pertama menuju normalisasi hubungan bilateral, berdasarkan prinsip saling menghormati dan kesetaraan, harus diambil oleh AS,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Sergey Ryabkov.

Zelensky bersedia menemui Putin