ESDM harap warga waspadai awan panas guguran Gunung Karangetang
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berharap warga mewaspadai awan panas guguran Gunung ...
Kubah lava lama masih ada di puncak yang sewaktu-waktu dapat rubuh bersamaan dengan keluarnya lava
Manado (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berharap warga mewaspadai awan panas guguran Gunung Karangetang, di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara.
"Kubah lava lama masih ada di puncak yang sewaktu-waktu dapat rubuh bersamaan dengan keluarnya lava," kata Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid AN dalam laporan yang diterima di Manado, Senin.
Baca juga:
Muhammad Wafid dalam laporan aktivitas Gunung Karangetang periode 1-15 Januari 2025 yang dibagikan dalam grup percakapan 'Info Gunung Api Sitaro' mengatakan, karakteristik awan panas guguran Gunung Karangetang terjadi dari penumpukan material lava yang gugur/longsor, serta kejadian lahar di waktu hujan di puncak.
Potensi bahaya Gunung Karangetang yaitu akumulasi material hasil erupsi efusif yang berada di lembah lembah jalur luncuran/guguran lava pijar menjadi guguran lava ke bagian hilir.
Karena itu diharapkan kewaspadaan masyarakat yang tinggal di sekitarnya serta masyarakat yang akan melintasi lembah/sungai tersebut.
Baca juga:
Dalam laporan tersebut juga disebutkan kondisi visual tidak teramati adanya kejadian guguran/erupsi efusif, tinggi asap maksimum mencapai 150 meter di atas puncak.
Dari seismisitas jenis gempa vulkanik dalam terekam masih tinggi selama minggu ini, hal ini diindikasikan terjadinya akumulasi magma pada bagian dalam yang mungkin akan bergerak ke bagian dangkal bahkan ke permukaan, sedangkan gempa lainnya juga mengalami peningkatan namun tidak signifikan.
Kegempaan selama periode 1 - 15 Januari 2025 terekam sebanyak 66 kali gempa embusan, satu kali gempa tornillo, 29 kali gempa hybrid/fase banyak, 30 kali gempa vulkanik dangkal, 77 kali gempa vulkanik dalam, enam kali gempa tektonik lokal dan 170 kali gempa tektonik jauh serta tiga kali tremor menerus.
Kementerian ESDM telah menurunkan status Karangetang dari siaga level III menjadi waspada level II sejak 12 Januari 2023.
Baca juga:
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025