Fenomena Booming Lagu-lagu Batak, Tembus Hingga 68 Juta Pengikut di YouTube, Padahal Orang Batak Jumlahnya Cuma 8,5 Juta

Omega Trio cukup sukses melantunkan lagu Batak bertajuk Mardua Holong. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Sae ma ito, sai ma sude. Sae ma holan au na gabe korbanmu....

Fenomena Booming Lagu-lagu Batak, Tembus Hingga 68 Juta Pengikut di YouTube, Padahal Orang Batak Jumlahnya Cuma 8,5 Juta
Omega Trio cukup sukses melantunkan lagu Batak bertajuk Mardua Holong. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)
Omega Trio cukup sukses melantunkan lagu Batak bertajuk Mardua Holong. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Sae ma ito, sai ma sude. Sae ma holan au na gabe korbanmu. Marisuang ari manang tikki i. Holan alani cinta palsumi. Itu sebagian syair dari lagu Batak yang saat ini paling populer yakni Mardua Holong yang dinyanyikan Omega Trio.

Maaf, bukan soal sentimental, tapi mungkin DNA Batakku membuat rasaku bisa bergetar saat mendengar lagu Batak.

Ibuku, Pasaribu dari daerah indah sejuk Parsoburan, Habinsaran, Kabupaten Tobasa.

Orangnya rapi, modis. Profesi Guru, sehingga masa kecil kami anak-anaknya dibuat bagai muridnya, semua diajarkan, bersih-bersih mulai bangun hingga jelang tidur, belanja ke pasar hingga mengganti genteng. Juga diajari budaya Batak.

Tegas dalam disiplin, misal bersih sepulang sekolah, belajar dan ngaji. Tiap minggu bersihkan semua rumah dan lingkungannya. Harus perhatian adik beradik.

Sampai niat SMA ke Bandung untuk nyasar Pertambangan ITB dibatalkan. Panggilan Wamilsuk TNI-AD setelah lulus Dokter pun tak boleh. Harus urus adik-adik. Kepada saudaranya yang Kristiani tinggal dirumah, minggu harus ke gereja.

Kembali kepada lagu Batak rasanya semua sudah diajarkannya. Rasanya semua PH (piringan hitam) lagu Batak ada selain Indonesia dan barat. Sejak kecil sudah banyak hafal lagu Batak.

Kini, Lagu-lagu Batak booming. Era lama tak terlampaui, walau era baru melambung. Buktinya, lagu Mardua Holong tembus 67 juta pengikut.

Merujuk ke YouTube, lagu seperti Ganjangma Umurmi dengan pengikut (follower) 14 juta, lagu Tondi-tondiku 30 juta pengikut.

Lalu lagu Aut Boi Nian diikuti 30 juta, lagu Tarpaima 31 juta pengikut hingga lagu Mardua Holong tembus 67 juta pengikut.

Pertanyaannya siapa yang mendengar? Semua orang Batak? Suku Batak adalah kelompok etnis berasal dari Sumatera Utara, terdiri dari beberapa sub-suku, seperti Batak Toba, Karo, Simalungun, Mandailing dan Pakpak.

Menurut sensus penduduk Indonesia tahun 2020, jumlah penduduk suku Batak di Indonesia sekitar 8,5 juta jiwa, yang tersebar sekitar 70% di Sumatera Utara dan 30% lainnya menyebar dari Aceh hingga Papua bahkan mendunia.

Jika pendengar lagu Batak hingga 67 juta, ia pasti tidak hanya didengar berulang tapi sudah digemari suku bangsa lain.

Tidak heran jika kini ada Nando Satoko (minang), Ronny Gwenjau (Pache Kariting) dari Papua, Nia Danyati (Sunda), banyak lagi, bahkan Mr Herman Delago dari Austria semua fasih dan enak didengar melantunkan lagu Batak.

Jadi ingat sahabat KNPI yang pernah Gubernur Papua Barnabas Saebu yang suka banget lagu "Inang", yang katanya membuat makin sayang Mace.

Mungkin yang membuat lagu Batak enak terdengar, ritme sederhana, syairnya tentang cinta dan alam.

Cinta pada ayah bunda, cinta putra putrinya, cinta pada tanah kelahiran, dan tentu cinta pada kekasihnya.

Syair mendayu, menyusup ke hati, dan sering melinangkan air mata haru, bahagia dan bangga.

Misal pada lagu "Ganjang Umurmi", ada syair panjanglah umurmu ayah dan ibu agar ada temanku tertawa dan menangis..

Terimakasih mami, membuat hatiku tetap tertaut padamu dan indahnya Batak. Lahumulfatihah. (***)

Penulis: Dr Abidinsyah Siregar/Putra Batak kelahiran Aceh/Jakarta Kencana 20012025