GP Ansor NTT soroti kemunculan organisasi HTI di berbagai daerah
Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Provinsi Nusa Tenggara Timur menyoroti kembali munculnya organisasi terlarang ...
jika tidak direspons cepat oleh pemerintah maka ke depan akan muncul kembali di beberapa daerah, termasuk di NTT
Kupang (ANTARA) - Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Provinsi Nusa Tenggara Timur menyoroti kembali munculnya organisasi terlarang Hisbut Tahrir Indonesia (HTI) di beberapa daerah dan menginstruksikan kepada seluruh cabang GP Ansor di NTT untuk mewaspadai kemunculan mereka di NTT.
"Saat ini mereka terpantau di beberapa daerah di Indonesia secara terbuka, nah di NTT ini kami ingin agar jangan sampai muncul," kata Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor, Provinsi NTT Ajhar Jowe di Kupang, Senin.
Dia menjelaskan bahwa di beberapa daerah seperti di Surabaya, Palembang dan Yogyakarta serta Samarinda, organisasi HTI ini sudah secara terang-terangan membawa atribut bendera Khilafah.
Karena itu hal tersebut menjadi perhatian serius GP Ansor NTT. Pihaknya tak ingin kehadiran mereka di NTT justru menimbulkan konflik di saat NTT sedang dalam kondisi aman dan damai.
Baca juga:
Menurut dia kehadiran organisasi terlarang itu di Indonesia di awal tahun dapat menjadi tekanan kepada pemerintah Indonesia, apalagi menggunakan simbol agama.
Kembali munculnya HTI juga menjadi sinyal kepada negara dan kepada semua elemen yang ada di negara kesatuan Republik Indonesia ini.
"Berbagai gerakan kebangkitan HTI di beberapa daerah ini, menjadi fokus perhatian kita semua, termasuk kami dari kalangan organisasi pemuda," tambah dia.
Saat ini baru muncul di beberapa daerah, namun jika tidak direspons cepat oleh pemerintah maka ke depan akan muncul kembali di beberapa daerah, termasuk di NTT.Dia menegaskan bahwa gerakan kebangkitan HTI jangan dianggap biasa, karena setiap daerah embrionya masih ada. Selama ini, mereka masih melakukan aktivitas tertutup yang masih dianggap biasa saja.
Ke depan, lanjut dia, kebangkitan organisasi itu akan muncul di setiap Provinsi seperti yang terjadi di beberapa daerah saat ini.
"Kami melihat mereka hanya sebatas gerakan awal saja tetapi mereka mencoba nyali negara apakah gerakan ini mendapatkan respon atau tidak," ujar dia.
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2025