Pembongkaran Warung di SGB Bangkalan Tuai Protes
Pembongkaran Warung di SGB Bangkalan Tuai Protes. ????Pembongkaran warung di Stadion Gelora Bangkalan menuai protes pedagang. Mereka mempertanyakan ketidakadilan pembongkaran dan belum ada kepastian relokasi -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp
Bangkalan (beritajatim.com) – Pembongkaran warung di area Stadion Gelora Bangkalan (SGB) oleh Pemerintah Kabupaten Bangkalan menuai protes dari para pedagang. Meskipun demikian, pembongkaran tetap dilakukan, bahkan menggunakan alat berat.
Salah satu pemilik warung, Mardiah, mengungkapkan bahwa awalnya seluruh warung di SGB dijadwalkan untuk dibongkar. Namun, dalam pelaksanaannya, hanya sebagian warung yang dihancurkan.
“Perjanjiannya awal kemarin dari ujung selatan sampai di belakang dibongkar semua. Tapi kenapa cuma sebagian kan gak adil,” ujarnya, Senin (3/2/2025).
Mardiah menambahkan, di SGB hanya sebagian warung yang bermasalah. Menurutnya, pemerintah seharusnya menindak tegas warung-warung tertentu saja yang memang melanggar aturan.
“Ketika sudah dibongkar lalu tempatnya dipindah kemana kan tidak jelas. Kita jadi kena imbas padahal yang bermasalah itu warung yang di belakang yang kemarin jual miras,” tambahnya.
Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemkab Bangkalan, Ismet Efendi, mengungkapkan bahwa terdapat lebih dari sepuluh warung yang dibongkar dalam operasi ini. Ia juga membenarkan bahwa pemerintah masih mencari lokasi yang layak untuk relokasi para pedagang terdampak.
“Jumlahnya sekitar 10 lebih. Untuk para pedagang nanti akan disediakan tempat relokasi nanti akan kami carikan yang pasti ada. Karena kami juga tidak mau mematikan rejeki orang lain,” jelas Ismet.
Di sisi lain, Ketua Forum Umat Islam Bangkalan Bersatu, Habib Umar, menyatakan bahwa pihaknya sudah lama mendesak pembongkaran warung-warung tersebut. Ia menilai keberadaan warung yang menjual minuman keras dan menyediakan praktik prostitusi meresahkan masyarakat.
“Ini kota dzikir dan shalawat, maka hal-hal semacam itu harus dibersihkan. Kami sudah lama resah dengan warung-warung yang menyediakan miras, perempuan mesum dan narkoba,” tegasnya.
Hingga saat ini, para pedagang masih menunggu kepastian dari Pemkab Bangkalan terkait relokasi. Proses pembongkaran pun menuai perdebatan antara pihak yang mendukung langkah tersebut demi ketertiban dan mereka yang terdampak kehilangan tempat usaha. [sar/suf]