Gunung Lewotobi Laki-laki lontarkan abu setinggi 700 meter

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyampaikan bahwa Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores ...

Gunung Lewotobi Laki-laki lontarkan abu setinggi 700 meter
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan timur

Labuan Bajo (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyampaikan bahwa Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Senin pukul 21:48 WITA mengalami erupsi dan melontarkan abu vulkanik setinggi kurang lebih 700 meter dari kawahnya.

"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan timur," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki Herman Yosef S Mboro dalam laporannya yang diterima di Labuan Bajo, Senin malam.

Ia menambahkan erupsi itu terjadi dengan ketinggian sekitar 2.284 di atas permukaan laut.

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki itu terekam di seismograf memiliki amplitudo maksimum 11 milimeter dan durasi lebih kurang 1 menit 4 detik.

Ia juga mengatakan bahwa saat ini status Gunung Lewotobi Laki-laki masih berada pada status level III atau siaga.

Oleh karena itu pihaknya mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki dan pengunjung atau wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius lima kilometer dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dan sektoral Barat Daya - Utara - Timur Laut sejauh enam Km.

Masyarakat juga diimbau agar tenang dan mengikuti arahan pemda serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya.

Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki, juga diimbau untuk mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi terutama daerah Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Klatanlo, Hokengjaya, Boru, Nawakote.

"Masyarakat yang terdampak hujan abu Gunung Lewotobi Laki-laki agar memakai masker atau penutup hidung dan mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan," katanya.

Baca juga:

Baca juga:

Baca juga:

Pewarta: Gecio Viana
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025