Guru Besar UI tawarkan penghitungan tanpa dekomposisi fisika nuklir

Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (UI) Prof Imam ...

Guru Besar UI tawarkan penghitungan tanpa dekomposisi fisika nuklir
Kami berhasil mengembangkan teknik perhitungan tanpa gelombang parsial...

Depok (ANTARA) - Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (UI) Prof Imam Fachruddin menawarkan penghitungan tanpa dekomposisi pada keilmuan fisika nuklir.

Prof Imam di Kampus UI Depok, Kamis, menyebutkan dalam bidang Fisika Nuklir, Few-Body Nuclear Physics mengambil sistem yang terdiri atas beberapa hadron sebagai obyek penelitian.

Hadron adalah partikel sub-atomik yang mengandung quark, antiquark, dan gluon, yang berfungsi dalam radioterapi dan penelitian fisika partikel. Sistem beberapa hadron diteliti, baik dalam keadaan terikat (bound state) maupun hamburan (scattering) yang mencakup hamburan elastik dan proses pecah (breakup).

Penelitian hamburan pada energi tinggi, kata dia, diperlukan untuk mengungkap sifat interaksi dalam sistem beberapa hadron dengan jarak sangat kecil. Perhitungan untuk interaksi berjangkauan panjang diperlukan untuk melihat efek elektromagnetik dalam sistem itu.

Baca juga:

Pada energi yang tinggi dan/atau untuk interaksi berjangkauan panjang, lanjutnya, jumlah gelombang parsial yang harus diperhitungkan sangat banyak. Ini menimbulkan kerumitan dan beban kerja yang besar, baik secara analitis maupun numeris.

Untuk itu Prof Imam menawarkan perhitungan tanpa dekomposisi gelombang parsial sebagai alternatif.

Dengan teknik ini, lanjutnya, semua gelombang parsial dimasukkan, sehingga perhitungannya tidak bergantung pada energi dan jangkauan interaksi. Hasil perhitungan menunjukkan kesesuaian antara perhitungan tanpa dan dengan dekomposisi gelombang parsial.

Baca juga:

Dalam penelitiannya, ia menampilkan proses konvergensi perhitungan dekomposisi gelombang parsial dengan bertambahnya energi untuk penampang lintang hamburan dengan spin total ½. Pada energi yang lebih tinggi dibutuhkan lebih banyak gelombang parsial.

Proses konvergensi juga dapat dilihat dari selisih perhitungan dekomposisi gelombang parsial terhadap yang tanpa dekomposisi gelombang parsial.

Selain itu variasi teknik perhitungan tanpa gelombang parsial juga telah dikembangkan dan diterapkan untuk berbagai sistem dan proses. Teknik tersebut menunjukkan hasil yang baik. Salah satu contohnya adalah sistem kaon-nukleon.

“Kami berhasil mengembangkan teknik perhitungan tanpa gelombang parsial untuk sistem seperti itu. Dengan teknik tersebut, kami berusaha mendapatkan one-hadron-exchange-potential untuk kaon-nukleon, terinspirasi oleh kesuksesan one-boson-exchange-potential untuk nukleon-nukleon, meski belum berhasil," katanya.

Baca juga:

"Pada waktu bersamaan, kami juga tengah mengerjakan teknik perhitungan tanpa gelombang parsial untuk sistem dua partikel berspin ½, baik kedua partikel identik maupun tak identik,” ujar Prof Imam.

Dari penelitian tersebut ia menemukan bahwa perhitungan tanpa dekomposisi gelombang parsial sesuai dengan perhitungan dekomposisi gelombang parsial, khususnya pada energi rendah dan untuk interaksi dengan jangkauan pendek.

Perhitungan ini juga dapat digunakan untuk daerah energi rendah maupun tinggi. Selain itu teknik ini sangat diperlukan untuk perhitungan hamburan energi tinggi dan atau yang dipicu oleh interaksi dengan jangkauan panjang, serta hamburan lebih dari dua partikel.

Baca juga:

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025