Ilmuwan temukan spesies baru ikan gobi kerdil di Teluk Saleh
Kelompok ilmuwan yang tergabung dalam Ekspedisi Teluk Saleh menemukan spesies baru ikan gobi kerdil dalam kegiatan ...
Sumbawa (ANTARA) - Kelompok ilmuwan yang tergabung dalam Ekspedisi Teluk Saleh menemukan spesies baru ikan gobi kerdil dalam kegiatan riset yang dilakukan pada kawasan perairan Teluk Saleh di Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Manajer Senior Konservasi Spesies Prioritas dari Yayasan Konservasi Indonesia (YKI) Iqbal Herwata mengatakan ikan gobi kerdil tersebut ditemukan tinggal di area terumbu karang perairan dangkal.
"Spesies baru itu hanya ditemukan di dua lokasi di Teluk Saleh. Namun, kemungkinan besar spesies itu juga ada di wilayah lain di Indonesia," ujarnya di Sumbawa, Senin.
Baca juga:
Iqbal menjelaskan kedua spesimen diambil para peneliti dari terumbu karang dangkal dengan kedalaman 3 sampai 5 meter. Mereka ditemukan di celah-celah koloni karang hidup yang halus di laguna.
Terumbu karang di Teluk Saleh terlindung dari ombak besar, tetapi terkena dampak sedimentasi dari tanah akibat perubahan penggunaan lahan di daerah pesisir sekitarnya
Spesies ikan gobi kerdil baru tersebut dinamakan Eviota Samota. Nama itu merupakan akronim dari Saleh, Moyo, dan Tambora.
Ikan Eviota Samota memiliki ciri khas berupa pola-pori kanal sensorik pada bagian kepala, dimana hanya terdapat pori SOT atau pori supraotik berpasangan, dan PITO atau pori interorbital posterior berpasangan.
Sebelumnya, pola itu hanya ditemukan pada dua spesies lain dalam genus yang sama berupa E. pseudaprica dan E. amphipora. Kedua spesies tersebut memiliki perbedaan dengan spesies baru melalui pola warna tubuh dan jumlah sinar pada sirip punggung serta sirip anal.
Baca juga:
Iqbal mengungkapkan temuan Eviota samota menjadikannya spesies ke-134 yang dideskripsikan dalam genus Eviota, sekaligus menambah kekayaan keanekaragaman kelompok ikan gobi di wilayah Indo-Pasifik.
Hal ini juga mengukuhkan Eviota sebagai salah satu genus ikan karang dengan tingkat keanekaragaman tertinggi.
“Teluk Saleh unik, karena ukurannya kecil, namun memiliki keanekaragaman yang tinggi," kata Iqbal.
Pada Oktober 2024, Yayasan Konservasi Indonesia bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), beberapa universitas dan lembaga riset melakukan Ekspedisi Teluk Saleh selama delapan hari untuk meneliti kehidupan hiu paus.
Riset yang didukung pendanaan hibah global Kedutaan Besar Prancis tersebut berhasil menemukan 570 spesies, termasuk potensi enam spesies baru seperti Eviota samota yang telah terkonfirmasi.
"Dengan sirkulasi arus terbatas, Teluk Saleh memiliki komposisi spesies khas, tetapi sangat rentan terhadap ancaman, karena isolasinya,” pungkas Iqbal.
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025