INFOGRAFIK: DeepSeek Cina Guncang Dominasi AI Silicon Valley
Persaingan chatbot kecerdasan buatan (AI) semakin sengit setelah kemunculan DeepSeek yang berasal dari Cina.
Chatbot kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) asal Cina, DeepSeek, menarik perhatian dunia. Kemunculannya bahkan membuat saham raksasa teknologi cip asal AS Nvidia sempat anjlok hingga 16,86% dalam satu hari. Model terbaru DeepSeek R1 disebut-sebut mampu menyaingi ChatGPT milik OpenAI hingga Gemini milik Google.
DeepSeek merupakan aplikasi chatbot AI yang diluncurkan oleh startup asal Huangzhou, Cina, dengan nama yang sama pada Mei 2023 oleh Liang Wenfeng. Chatbot ini dikembangkan menggunakan cip Nvidia A100, sebelum adanya pembatasan ekspor teknologi semikonduktor cip AS ke Cina.
Model terbarunya, DeepSeek R1 yang diluncurkan Januari 2025 berbasis model bahasa besar (LLM) DeepSeek V3. Model ini juga menggunakan teknologi Mixture of Experts (MoE) dan model Chain of Thought (CoT) yang berdampak pada performa, akurasi, dan kemampuan analisa DeepSeek. Performa ini diklaim lebih unggul dibandingkan Llama 3.1 milik Meta, GPT-4o milik OpenAI, dan Claude Sonnet 3.5 milik Anthropic.
Selain itu, DeepSeek R1 juga bersifat open source, yang berarti siapapun bisa mengakses kode pemrograman, memodifikasi, hingga mengembangkan sendiri model yang ada. Hal ini berdampak pada biaya pengembangan aplikasi yang jauh lebih rendah dibandingkan perusahaan-perusahaan besar AI AS.
Untuk diketahui, selama ini, perusahaan-perusahaan teknologi AS mendominasi produk generative AI chatbots dunia, seperti ChatGPT yang dirilis OpenAI pada 2022, Copilot yang dirilis Microsoft pada 2023, Gemini (sebelumnya Google Bard) yang diluncurkan Google pada 2023, Perplexity yang dirilis tahun 2022, hingga Claude yang diluncurkan Anthropic pada 2023.
Dalam laporan “2024 AI Index Report” yang dirilis oleh Stanford University, selama satu dekade terakhir, perkembangan jumlah startup AI asal Cina (1.446 startup) masih kalah jumlah dibandingkan dominasi AS yang mencapai 5.509 startup.
“AI Cina tidak bisa hanya jadi pengikut selamanya. Kita sering mengatakan ada kesenjangan satu sampai dua tahun antara AI Cina dan AS, tetapi perbedaan yang sebenarnya adalah antara orisinalitas dan imitasi,” kata pendiri DeepSeek Liang Wenfeng pada wawancara dengan media Cina Waves, Juli 2024 lalu.