Ini Sosok Firaun yang Kejar Nabi Musa dan Tenggelam di Laut Merah
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran menyebut Mesir sebanyak empat kali, yakni dalam surah Yunus ayat 87, Yusuf ayat 21 dan 99, serta az-Zukhruf ayat 51. Dalam setiap ayat itu, negeri di...
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran menyebut Mesir sebanyak empat kali, yakni dalam surah Yunus ayat 87, Yusuf ayat 21 dan 99, serta az-Zukhruf ayat 51. Dalam setiap ayat itu, negeri di delta Sungai Nil ini berkaitan dengan sosok-sosok Nabi Yusuf AS, Nabi Musa AS, dan Firaun.
Menurut Ali Akbar dalam buku Arkeologi Al-Qur’an, berbagai riset menunjukkan, Nabi Yusuf hidup di Mesir sekitar tahun 1630-1520 SM. Zaman itu disebut pula sebagai Periode Mesir Tengah.
Kala itu, Mesir dikuasai bangsa Hyksos yang datang dari dataran timur atau Asia. Dalam Alquran, kata yang digunakan untuk menyebut penguasa Mesir pada masa itu ialah raja (malik), bukan firaun. Ini menjadi salah satu dasar untuk menafsirkan, raja-raja atau dinasti yang menguasai Mesir pada saat Nabi Yusuf hidup berasal dari luar Mesir. Ini berbeda dengan zaman AS yang ketika itu Mesir dikuasai pemimpin raja yang bergelar firaun.
Kerajaan Mesir diperintah selama sekitar tiga ribu tahun oleh puluhan dinasti. Satu dinasti terdiri atas sejumlah firaun. Lantas, firaun manakah yang mengejar Nabi Musa AS dan akhirnya tenggelam di Laut Merah?
Ali mengatakan, para peneliti sejauh ini telah mengerucutkan kesimpulan pada dua nama, yakni Ramses II dan anaknya, Firaun Merneptah. Yang pertama memerintah hingga tahun 1212 SM. Mumi atau jasadnya telah diteliti banyak ahli, termasuk Dr Maurice Bucaille, seorang ahli bedah asal Prancis, pada 1975-1976.
Firaun manapun yang dimaksud, menurut Ali, pada intinya Nabi Musa AS diperkirakan hidup sekitar tahun 1212 SM. Ia sendiri berkeyakinan, firaun yang memelihara dan membesarkan Nabi Musa di istananya ialah Ramses II.
Setelah dewasa dan berdakwah agama tauhid, Nabi Musa dikejar firaun berikutnya, yaitu Merneptah.
Kini, jasad firaun Ramses II dan Merneptah dapat disaksikan di museum di Kairo, Mesir. Hal ini mengingatkan pada Alquran surah Yunus ayat 92, artinya, “Maka pada hari ini, Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda-tanda (kekuasaan) Kami.”
Loading...