Karhutla Los Angeles telan kerugian hingga 164 miliar dolar AS
Dua kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terbesar yang belum lama ini melanda Los Angeles County berpotensi menyebabkan ...
Los Angeles (ANTARA) - Dua kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terbesar yang belum lama ini melanda Los Angeles County berpotensi menyebabkan kerugian properti dan modal hingga 164 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.308), menurut sebuah laporan terbaru.
Laporan yang dipublikasikan pada Selasa (4/2) oleh Universitas California Los Angeles (UCLA) itu menunjukkan bahwa total kerugian properti dan modal yang disebabkan oleh kebakaran Palisades dan Eaton kemungkinan berkisar antara 95 miliar dolar AS hingga 164 miliar dolar AS, dengan nilai kerugian yang diasuransikan diperkirakan mencapai 75 miliar dolar AS.
Laporan itu, yang ditulis oleh ekonom Anderson Forecast UCLA Zhiyun Li dan William Yu, memprediksi kerugian sebesar 0,48 persen dalam produk domestik bruto (PDB) tingkat county untuk 2025, yang jumlahnya tercatat sekitar 4,6 miliar dolar AS, dan total kerugian upah sebesar 297 juta dolar AS bagi bisnis dan karyawan lokal di area-area terdampak.
"Tanpa investasi dan upaya mitigasi karhutla yang substansial dan efektif, warga California akan menghadapi premi asuransi yang semakin tinggi dan meningkatnya risiko kesehatan akibat polusi terkait karhutla," sebut laporan itu.
Laporan menambahkan bahwa pasar perumahan di Los Angeles, terutama unit-unit sewaan, akan semakin tidak terjangkau.
Anderson Forecast UCLA merupakan salah satu tinjauan ekonomi yang membahas California dan Amerika Serikat (AS) yang paling banyak diamati dan sering dikutip, menurut situs web School of Management Anderson UCLA.
Bulan lalu, Los Angeles County, county terpadat di AS, mengalami karhutla yang paling dahsyat dalam sejarahnya.Dua karhutla besar yang mematikan menewaskan sedikitnya 28 orang dan meluluhlantakkan lebih dari 16.000 bangunan.
Kebakaran Palisades dan Eaton masing-masing menghanguskan lahan
seluas lebih dari 95,9 kilometer persegi dan 56,7 kilometer
persegi.
Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2025