Lonjakan Terbesar CO2 Atmosfer Tercatat di Observatorium Mauna Loa Hawaii pada 2024
Kadar karbon dioksida (CO2) di atmosfer yang diukur oleh stasiun cuaca di Mauna Loa meningkat sebesar 3,58 bagian per juta (ppm) pada 2024.
TEMPO.CO, Jakarta - Mauna Loa di Hawaii mencatat lonjakan terbesar dalam konsentrasi () atmosfer pada tahun 2024. Kadar karbon dioksida di atmosfer yang diukur oleh stasiun cuaca di Mauna Loa meningkat sebesar 3,58 bagian per juta (ppm) pada 2024, yang merupakan lonjakan terbesar sejak pencatatan dimulai pada 1958.
“Kita masih bergerak ke arah yang salah,” kata ilmuwan iklim Richard Betts dari layanan cuaca Inggris Met Office, dikutip dari , Rabu, 22 Januari 2025.
Peningkatan rekor ini sebagian disebabkan oleh emisi CO2 dari pembakaran bahan bakar fosil dan tindakan manusia lainnya, seperti penebangan hutan, yang mencapai angka tertinggi pada 2024, serta ditambah dengan sejumlah besar kebakaran hutan yang dipicu oleh suhu global yang memecahkan rekor dan diperburuk oleh pola cuaca El Niño.
Betts memprediksi bahwa kadar CO2 atmosfer yang diukur di Mauna Loa akan naik sebesar 2,26 ppm pada tahun ini, dengan margin kesalahan 0,56 ppm ke arah mana pun. “Kamu bisa menganggap ini sebagai peristiwa lain yang menyebabkan kegagalan 1,5°C,”kata Betts. “Sekarang itu hampir tidak mungkin.”
Ungkapan ini menunjukkan bahwa dengan lonjakan kadar CO2 ini, pencapaian tujuan pembatasan pemanasan global hingga 1,5°C semakin tidak mungkin tercapai.
Observatorium Mauna Loa, yang memiliki catatan waktu terpanjang dan terletak jauh dari emisi dan penyerapan CO2 utama, sering digunakan untuk mewakili perubahan global dalam konsentrasi CO2. Dengan pengamatan dari satelit, tingkat CO2 global juga tercatat meningkat sebesar 2,9 ppm pada 2024. Meskipun ini bukan rekor, tapi merupakan salah satu peningkatan terbesar sejak pengamatan satelit dimulai.
Menurut Richard Engelen dari Layanan Pemantauan Atmosfer Copernicus Uni Eropa, “Alasan untuk peningkatan yang lebih besar ini memerlukan penyelidikan lebih lanjut, tapi ini akan menjadi kombinasi dari pemulihan emisi di banyak bagian dunia setelah pandemi Covid ditambah dengan variasi antar tahunan dalam penyerapan karbon alami.”
Betts juga mengingatkan bahwa semakin sedikit CO2 berlebih yang akan terserap seiring dengan pemanasan planet.